Suara.com - Kizzmekia Corbett yang berumur 34 tahun menjadi pemimpin pembuatan vaksin Covid-19 dari National Institute of Health (NIH). Ia bersama timnya berhasil mengembangkan vaksin yang mampu melakukan uji klinis pertama kali pada pertengahan maret 2020.
"Banyak orang mengandalkan kami atau merasa bahwa kami memiliki produk yang setidaknya bisa menjadi bagian dari jawaban yang dibutuhkan dunia ini. Dan, wah, wah, itu tidak mudah," kata Corbett pada Nbcnews.
Dilansir dari Nbcnews, NIH sebelumnya juga telah mampu mengidentifikasi SARS dan melakukan tahap uji klinis dalam 20 bulan.
Corbett adalah lulusan jurusan biologi dan sosiologi di Universitas Maryland, Baltimore County. Ia membagi waktunya antara laboratorium dan pekerjaan lapangan untuk mengetahui kondisi kesehatan di berbagai masyarakat.
Corbett juga meraih gelar doktor dari Universitas North Carolina-Chapel Hill pada 2014 saat usianya masih 28 tahun.
"Dia bukan ilmuwan rata-rata," kata Andrew Ward, seorang profesor di Scripps Research, sebuah penelitian independen dan lembaga pendidikan pascasarjana.
Ward berspesialisasi dalam desain vaksin berbasis struktur dan pemodelan tingkat atom.
"Pada situasi kritis, Kizzy (Corbett) bagi saya, benar-benar cukup. Berjam-jam, melakukan pekerjaan kritis, berpotensi mengubah dunia," tambahnya.
Corbett mulai fokus meneliti virus corona ketika ia bergabung dengan Pusat Penelitian Vaksin NIH sebagai sesama pascadoktoral pada 2014.
Baca Juga: Fitur Baru Apple Mac Bisa Jaga Kesehatan Baterai
"SARS dan MERS, dua virus corona yang telah menyebabkan wabah besar-besaran," kata Corbett.
"Pertanyaan-pertanyaan besar dan menantang ini tetap ada, bersama dengan fakta bahwa jelas virus itu bisa terjadi lagi. Itu hanya masalah waktu," tambahnya.
Corbett dan anggota timnya telah mengidentifikasi lonjakan protein tertentu dalam virus corona seperti Covid-19 yang menonjol dari permukaan virus. Bentuk seperti cakar menembus sel manusia yang sehat, menginfeksi mereka.
Vaksin yang dibuat NIH dianggap potensial, Corbett dan timnya menggunakan urutan kode genetik yang dikenal sebagai messenger RNA atau mRNA, guna mendorong sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi ketika protein lonjakan terdeteksi, menghalangi proses infeksi.
"Ketika saya berpikir tentang Kizzy (Corbett), saya sama sekali tidak terkejut bahwa dia adalah salah satu ilmuwan di balik vaksin potensial," kata Keith Harmon, direktur program Meyerhoff Scholars.
Uji klinis Fase pertama pada vaksin NIH telah dilakukan pada 45 sukarelawan dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun selama sekitar 6 minggu. Peserta pertama menerima vaksin investigasi pada 16 Maret 2020 dan sedang dalam penelitian lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
Terkini
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia