Suara.com - Stres tentang kesehatan, keuangan, dan ketidakpastian tentang kondisi setelah pandemi Covid-19 membawa pada dampak serius pada kesehatan mental orang-orang di seluruh dunia.
Misalnya di India, ada lonjakan besar pada pasien dengan penyakit mental sejak wabah virus corona mulai merebak. Dalam survei yang dilakukan oleh Indian Psychiatry Society, ada peningkatan 20% pada pasien dengan penyakit mental.
Dilansir The Health Site, survei mencatat setidaknya satu dari setiap lima orang di India menderita penyakit mental.
Di AS, juga banyak orang mulai beralih ke obat resep antridepresan dan obat anti-kecemasan.
Sebuah laporan yang dirilis bulan ini leh Express Scripts, program manajemen manfaat farmasi, menemukan resep per minggu untuk obat antidepresan, anti-kecemasan, dan anti-insomnia meningkat sebesar 21% antara Februari dan pertengahan Maret, puncaknya ketika WHO mengumumkan wabah virus corona menjadi pandemi global.
Menurut laporan itu, resep obat anti-kecemasan naik 34,1% selama periode ini dan 18% pada pertengahan Maret. Sementara resep antidepresan meningkat sebesar 18,6%, penggunaan obat anti-insomnia naik 14,8%.
Para ahli juga khawatir bahwa gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat menjadi dampak dari krisis ini. PTSD dilaporkan sebagai gangguan kejiwaan yang paling umum muncul setelah wabah SARS.
Dalam beberapa penelitian, prevalensi gejala stres pascatrauma akut (PTSS) di antara penderita Covid-19 diamati. Para peneliti telah memperingatkan bahwa PTSS dapat memengaruhi persentase yang lebih besar dari populasi di negara-negara tanpa paparan epidemi serius sebelumnya.
Di sisi lain, pembatasan jarak fisik dan isolasi sosial sangat penting untuk memutus talu penyebaran Covid-29, tetapi berdampak serius pada kesehatan mental.
Baca Juga: Tak Hanya Fisik, Puasa Juga Bermanfaat untuk Kesehatan Mental
Untuk itu, mengelola stres selama pandemi adalah hal yang bagus untuk mencegah penyakit kesehatan mental.
Berita Terkait
-
Gen Z Sering Pakai Akun Alter di Medsos, Apa Sih Yang Dicari?
-
FOMO Bikin Gelisah? Temukan Kedamaian Hidup dengan Digital Detox
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
FOMO Level Akut? Ini 5 Jurus Ampuh Gen Z Biar Lebih Fokus dan Percaya Diri!
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia