Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah menimbulkan kepanikan. Situasi ini membuat orang panik mulai berbelanja banyak bahan-bahan makanan untuk ditimbun.
Kini tak hanya makanan, orang-orang juga mulai membeli obat mulas atau sakit perut yang dijual bebas di apotek. Mereka meyakini bahwa obat mulas itu bisa melawan virus corona Covid-19.
Sebelumnya, para peneliti telah menguji bahan aktif Pepcid dari obat Antasid pada pasien corona Covid-19 di Institut Penelitian Medis Feinstein di Northwell Health.
Antasid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah gangguan pencernaan. Sehingga banyak orang memborongnya dan menimbun untuk mengatasi virus corona Covid-19.
Selain Antasid, banyak orang juga telah memborong hydroxychloroquine yang sempat diduga bisa mengatasi virus corona Covid-19. Tindakan ini tentu sama seperti penimbunan obat yang tidak semestinya dilakukan.
Padahal para peneliti masih terus menguji efek samping dan tingkat efektivitas obat-obatan tersebut. Bahkan obat-obatan dalam pengujian klinis itu belum ada yang disetujui untuk mengatasi virus corona Covid-19.
"Jika kita membiarkan hal ini kepada orang yang salah atau terlalu cepat dipublikasi, maka berisiko habisnya pasokan obat tersebut," kata Kevin Tracey, mantan ahli bedah saraf yang bertanggung jawab atas penelitian sistem rumah sakit Northwell dikutip dari Washington Post.
Para peneliti memberikan 9 kali lipat jumlah famotidine, obat yang biasa digunakan orang saat mulas pada 187 pasien virus corona Covid-19 dalam kondisi kritis.
CEO Northwell Health Michael Dowling berharap dua minggu ke depan akan muncul hasil potensial dari penelitian ini. Sehingga mereka mengetahui obat mulas ini bisa mengatasi virus corona Covid-19 atau tidak.
Baca Juga: Risihi Kapoor Meninggal karena Leukemia, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!
Namun, para ahli khawatir bila pasokan obat mulas akan mengalami kekurangan. Setelah terjadi kekurangan obat anti-malaria yang disebut Donald Trump bisa melawan virus corona Covid-19 tanpa persetujuan Food and Drug Administration (FDA).
Sedangkan, kekurangan obat anti-malaria hydroxychloroquine mengancam pasien lupus dan rheumatoid arthritis dalam meringankan gejala dan mencegah kerusakan organ.
Sementara itu, Bryan D Hayes, apoteker di Departemen Kedokteran Darurat Rumah Sakit Umum Massachusetts mengatakan obat mulas famotidine biasa digunakan dalam penanganan medis darurat. Obat ini sebagai bagian dari rejimen pengobatan utnuk reaksi alergi di unit perawatan intensif untuk mencegah maag.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh