Suara.com - Orang Kulit Hitam 4 Kali Lebih Mungkin Meninggal Akibat Covid-19, Kenapa?
Selama ini memang masih belum banyak riset yang menghubungkan tingkat kematian akibat virus corona atau Covid-19 dengan ras seseorang. Namun, sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa orang kulit hitam empat kali lebih mungkin untuk meninggal akibat Covid-19 daripada orang kulit putih.
Hal itu berdasarkan angka resmi yang memperlihatkan perbedaan dramatis dalam dampak pandemi coronavirus di Inggris dan Wales.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menemukan bahwa perbedaan dalam dampak virus tidak hanya disebabkan oleh perbedaan yang sudah ada sebelumnya dalam kekayaan masyarakat, kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal.
Mereka menemukan bahwa setelah memperhitungkan usia, ukuran kesehatan, kecacatan yang dilaporkan sendiri dan karakteristik sosial-demografis lainnya, orang kulit hitam masih hampir dua kali lebih mungkin mengalami kematian yang berhubungan dengan Covid-19 dibanding orang kulit putih.
"Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok etnis dalam kematian Covid-19 sebagian merupakan akibat dari kerugian sosial-ekonomi dan keadaan lainnya, tetapi bagian yang tersisa dari perbedaan belum dijelaskan," kata ONS seperti dilansir dari The Guardian.
Penelitian The Guardian bulan lalu juga mengkonfirmasi kecurigaan bahwa kelompok minoritas menghadapi risiko terbesar dari virus corona. Laporan itu menunjukkan bahwa daerah dengan populasi etnis minoritas tinggi di Inggris dan Wales cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi selama pandemi sejauh ini.
Zubaida Haque, wakil direktur thinktank ras kesetaraan Runnymede Trust, menyebut temuan itu "mengkhawatirkan".
“Kita tidak bisa mengabaikan betapa pentingnya diskriminasi rasial dan ketidaksetaraan rasial (misalnya di perumahan), bahkan di antara kelompok sosial ekonomi yang lebih miskin, Faktor-faktor ini penting tetapi tidak diperhitungkan dalam sebagian besar pemodelan statistik faktor risiko Covid-19," kata dia.
Baca Juga: Sarinah Akan Direnovasi, Gerai McDonalds Sarinah Diminta Tutup 10 Mei 2020
Helen Barnard, direktur pelaksana Yayasan Joseph Rowntree, mengatakan temuan itu adalah "pengingat yang jelas bahwa meskipun kita semua menghadapi badai yang sama, kita tidak semua berada di kapal yang sama".
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya