Suara.com - Pemerintah Pakai Mesin Pendeteksi TB untuk Periksa Covid-19, Apa Untungnya?
Pemerintah berhasil mengubah mesin pendeteksi virus tuberculosis (TB) menjadi pendeteksi virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Mesin itu dinamakan TB TCM (tes cepat molekuler) atau dikenal dengan rapid molecular diagnostic. Dengan kehadiran mesin ini, itu artinya tes Covid-19 tidak lagi membutuhkan mikroskop atau laboratorium biosafety level (BSL) II.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan mesin pertama sudah ada, tersedia dan beroperasi pada Kamis, 7 Mei 2020 kemarin di rumah sakit khusus Covid-19 Wisma Atlet. Laboratorium ini sudah menjalankan tes untuk memeriksa spesimen.
"Mulai kemarin satu laboratorium di Wisma Atlet berbasis pada tes cepat molekuler (TCM), untuk memeriksa antigen sudah kita operasionalkan dan kita sudah mengirim spesimen untuk mengoperasionalkan," ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (8/5/2020).
Sementara itu, untuk 15 mesin lainnya yang sudah tersebar di Indonesia, pemerintah akan segera melengkapinya dengan catridge yang tepat untuk pemeriksaan Covid-19. Saat ini catridge tersebut sudah dalam perjalanan.
"Sebagian catridge untuk memeriksa sudah berada di jalan, dalam rangka untuk mencapai sasaran yang kita berikan dan sebagian juga sudah diterima oleh laboratorium tersebut dan sudah mulai dilaksanakan pemeriksaan," terangnya.
Sekedar informasi, mesin TB TCM merupakan mesin revolusi dalam mendiagnosis TBC sensitif obat (TB-SO) dan TBC kebal obat (TB-RO). Sehingga tes tidak lagi membutuhkan mikroskop atau laboratorium biosafety level (BSL) II.
Maka dengan begitu Dirjen P2P Kemenkes itu memastikan Indonesia telah memiliki dua sumber pemeriksaan spesimen, di mana sampelnya tetap diambil dengan metode swab dari belakang hidung dan tenggorokan.
Baca Juga: Feses Bisa Deteksi Gelombang Kedua Virus Corona Covid-19, Ini Kata Peneliti
Dari dua sumber pemeriksaan itu Yuri mengungkap, pemerintah sudah berhasil memeriksa sebanyak 143.453 spesimem dengan real time PCR di laboratorium BSL II. Sedangkan ada sebanyak 328 spesimen yang diperiksa melalui TCM. Seluruh spesimen ini diambil dari 103.361 orang.
Hasilnya ada sebanyak 13.026 orang dinyatakan positif, dan 90.151 orang dinyatakan negatif dengan pemeriksaan PCR. Sedangkan dengan TCM didapatkan 86 orang positif, dan 98 orang dinyatakan negatif. Sehingga total kasus positif di Indonesia per Jumat (8/5/2020) ada sebanyak 13.112 orang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda