Suara.com - Beberapa orang kerap mengalami fobia (phobia) atau rasa takut berlebihan yang bagi orang lain tak wajar. Objek ketakutan itu bisa dari tempat, situasi, atau benda tertentu.
Tidak seperti gangguan kecemasan pada umumnya, fobia biasanya terhubung dengan sesuatu yang spesifik.
Orang dengan fobia sering menyadari bahwa ketakutan mereka tidak rasional, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Ketakutan semacam itu dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.
Melansir dari situs healthline, faktor genetik dan lingkungan dapat menyebabkan fobia.
Anak-anak yang memiliki hubungan darah dengan orangtua gangguan kecemasan berisiko terkena fobia.
Selain itu pengalaman menyedihkan, seperti hampir tenggelam, juga dapat menimbulkan fobia.
Orang dengan kondisi medis berkelanjutan atau masalah kesehatan sering mengalami fobia. Ada insiden tinggi orang yang mengalami fobia setelah cedera otak traumatis, penyalahgunaan zat natkotika dan depresi.
Fobia (phobia) memiliki gejala yang berbeda dari penyakit mental serius seperti skizofrenia.
Baca Juga: Wow! 5 Zodiak Ini Bakal Ketemu Jodoh di Bulan Mei
Pada skizofrenia, orang mengalami halusinasi visual dan pendengaran, delusi, paranoia, gejala negatif seperti anhedonia, dan gejala tidak teratur.
Fobia mungkin tidak rasional, tetapi orang dengan fobia tidak akan mengalami halusinasi apa pun.
Di luar itu, seperti faktor usia, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin hanya menjadi faktor risiko untuk fobia tertentu. Contohnya, wanita lebih cenderung memiliki fobia hewan. Anak-anak atau orang dengan status sosial ekonomi rendah lebih mungkin untuk mengalami fobia sosial. Pria merupakan mayoritas dari mereka yang menderita fobia dokter gigi.
Secara umum, gejala fobia ditunjukan dengan jantung berdebar, sesak napas, bicara cepat atau tidak mampu berbicara, mulut kering, sakit perut, mual, tekanan darah tinggi, gemetar atau bergetar, nyeri dada atau sesak, pusing, dan berkeringat.
Meski begitu, seseorang dengan fobia tidak harus mengalami serangan panik untuk mendapat diagnosis yang akurat.
Pada tingkat tertentu fobia bisa menganggu aktivitas sehari-sehari. Jika Anda ingin menghilangkan fobia bisa teknik terapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan