Suara.com - Menganggap Cemas Berbahaya Bisa Tingkatkan Risiko Kematian, Benarkah?
Kecemasan sempat terjadi di masyarakat saat virus corona dikonfirmasi masuk ke Indonesia. Perasaan cemas itu bahkan menimbulkan peristiwa panic buying di berbagai tempat.
Dalam situasi seperti saat ini, perasaan cemas ternyata sesuatu yang wajar sebagai respon terhadap kondisi yang berubah.
"Cemas pada kondisi saat ini wajar. Ada penelitian bagus dari Harvard bahwa stres itu tidak berbahaya kecuali kalau anggap stres musuh," kata Psikiater dari RS Siloam Bogor Jiemi Ardian saat siaran langsung Instagram bersama PDSKJI, Rabu (6/5/2020).
Jiemi menjelaskan, penelitian dari universitas Harvard itu mengukur tingkat cemas atau stres dari sekitar 3 ribu koresponden dan membaginya menjadi tiga tingkatan, stres ringan, berat, dan sedang.
Hasilnya, orang yang mengalami stres berat, 43 persen berisiko alami kematian. Tapi hal itu hanya berlaku kepada orang yang menganggap stres, cemas, dan takut sebagai bahaya.
"Kalau mengalami stres berat tapi dia gak menganggap berbahaya itu bahkan angka kematiannya lebih rendah daripada yang mengalami stres ringan," kata Jiemi.
Biasanya orang yang tidak menganggap cemas berbahaya, kata Jiemi, ia memahami bahwa perasaan itu justru sebagai alarm tubuh dan memahami untuk beradaptasi dengan kondisi tertentu.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, ada sejumlah perawatan yang efektif untuk mengatasi kecemasan. Perawatan ini tentunya disesuaikan dengan diagnosis.
Baca Juga: WHO Peringatkan Penggunaan Obat Covid-19 yang Belum Teruji di Afrika
Beberapa di antaranya ialah perubahan gaya hidup, seperti menghindari kafein, berolahraga secara teratur, dan menghindari obat-obatan atau zat yang dapat menyebabkan gejala kecemasan. Kemudian juga pendekatan mind-body, seperti pernapasan dalam, meditasi, perhatian, dan teknik untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan ketenangan.
Setelah itu ada juga psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi paparan. CBT mengajarkan orang untuk menantang dan membingkai ulang pemikiran cemas yang terdistorsi atau tidak membantu, karena pikiran memengaruhi perasaan dan tindakan.
Paparan terapi membantu orang-orang mentolerir dan menenangkan kecemasan dengan secara bertahap. Terakhir bisa juga dengan obat-obatan, seperti obat aksi singkat yang disebut benzodiazepin, yang dikonsumsi sesuai kebutuhan saat kecemasan meningkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?