Suara.com - 19 Tahun Konsumsi Hidroksiklorokuin, Gadis Ini Tetap Terinfeksi Covid-19
Seorang perempuan asal Wisconsin yang telah mengonsumsi obat hidroksiklorokuin untuk mengobati lupus selama 19 tahun menyebut obat itu tidak akan melindungi seseorang dan tetap bisa terinfeksi Covid-19.
Perempuan bernama Kim tersebut jarang keluar rumah sejak pandemi dimulai. Namun pertengahan April, ia mulai merasakan gejala-gejala virus corona.
"Terasa lemas seluruh tubuh. Batuk, demam. Demamnya tinggi. Aku sampai kesulitan napas," ungkap Kim, seperti dilaporkan 62 CBS Detroit.
Tak lama kemudian, Kim positif tertular virus corona Covid-19. Ia menyebut saat mendengar diagnosis tersebut, ia merasa seperti diberi hukuman mati.
"Aku merasa seperti aku akan mati. Bagaimana bisa aku sakit? Aku meminum hidroksiklorokuin, dan orang-orang bilang bahwa tak ada yang pernah menyebut itu adalah obatnya atau akan membuatmu aman. Dan ternyata memang benar," katanya lagi.
Kim hanya keluar rumah untuk berbelanja, dan ia berpikir bahwa ia akan aman karena ia mendengar apa kata Presiden AS Donald Trump soal obat tersebut.
Trump telah berkali-kali mendukung obat tersebut sebagai pengobatan atau pencegahan yang bisa dilakukan terhadap Covid-19. Bahkan ia sendiri mengaku telah mengonsumsi obat tersebut.
Hidroksiklorokuin sering digunakan untuk menangani penyakit autoimun seperti lupus, namun belum terbukti aman dan efektif untuk mengobati maupun mencegah Covid-19, seperti dituliskan dalam panduan terbaru milik BPOM AS (FDA).
Baca Juga: Langgar PSBB, Polda Jatim Pastikan Sanksi Hukum kepada Habib Umar Assegaf
FDA memperingatkan pada bulan lalu untuk tidak mengonsumsi hidroksiklorokuin di luar anjuran rumah sakit atau uji klinis karena adanya risiko masalah ritme jantung.
"Belum ada indikasi nyata, tidak adanya bukti ilmiah, untuk penggunaan hidroksiklorokuin sebagai preventif," kata Dr William Schaffner dari Vanderbilt University Medical Center.
Setelah berada di rumah sakit selama tujuh hari, kini Kim telah pulih walau masih mengenakan bantuan oksigen saat di rumah.
Ia menyebut bahwa tidak aman sama sekali mengonsumsi obat tersebut karena tidak akan mencegah apapun dan masih akan terserang virus tersebut.
"Agak membuatku kesal bahwa (Trump) berpikir hal tersebut akan berhasil dan memberitahukannya kepada seluruh dunia," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?