Suara.com - Sekelompok peneliti dari University of Illinois di Chicago (UIC), AS, sedang meninjau hasil dari terapi kombinasi obat untuk Covid-19. Terapi ini bertujuan untuk mencegah virus corona menyebar dalam tubuh sebaik sistem kekebalan tubuh.
Sebuah uji klinis yang didanai pemerintah sedang menguji remdesivir, obat antivirus eksperimental, dengan obat anti-inflamasi, baricitinib.
"Baricitinib adalah obat oral untuk menangani rheumatoid arthritis (radang sendi). Memiliki sangat sedikit interaksi obat, sehingga dapat dikombinasikan dengan sebagian besar antivirus seperti remdesivir," jelas Vincent Marconi, profesor kedokteran dan kesehatan global di Sekolah Kedokteran Universitas Emory di Atlanta.
Uji klinis ini bukan satu-satunya penelitian yang mencoba melihat gabungan remdesivir dengan obat lain.
Di sisi lain, dilansir WebMD, perusahaan bioteknologi di Washington, CytoDyn, sedang mempersiapkan uji klinis gabungan remdesivir dengan leronlimab, obat yang menghambat virus dan juga telah menunjukkan beberapa efek anti-inflamasi, perusahaan mengumumkan minggu ini.
Mengapa peneliti memilih remdesivir digabungkan dengan obat lain?
Richard Novak, kepala penelitian penyakit menular dengan University of Illinois di Chicago (UIC) menjelaskan, remdesivir telah terbukti menghentikan replikasi virus corona di dalam tubuh, tetapi efeknya dalam meningkatkan kesehatan pasien rendah.
Peneliti menduga ini terjadi karena obat antivirus tidak dapat melawan reaksi ekstrem sistem kekebalan tubuh terhadap Covid-19 dalam kasus parah, gelombang peradangan hebat yang merusak organ dan memicu pneumonia.
"Remdesivir memiliki manfaat kecil dan membuat orang lebih baik secara cepat. Namun, ada masalah imunologis saat infeksi yang mungkin menyebabkan beberapa manifestasi parah pada Covid-19," sambungnya.
Baca Juga: Terapi Hormon Bisa Buat Wanita Kebal Virus Corona Covid-19, Ini Kata Ahli!
Peneliti berharap mengombinasikan baricitinib dengan remdesivir akan lebih efektif mengobati COVID-19, menyelamatkan nyawa dan memulihkan secara cepat.
Tim Novak di UIC baru saja mendaftarkan pasien pertama mereka dalam uji coba remdesivir / baricitinib yang didanai oleh National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) dan menyebutnya dengan Uji Pengobatan Adaptif Covid-19 (ACTT).
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja