Suara.com - Beberapa orang tentu pernah mengalami kejadian yang membuat mereka trauma di beberapa titik dalam hidupnya. Misalnya saja, saat menjadi korban kasus perundungan, pelecehan seksual, atau bahkan kecelakaan.
Bukan keadaan objektif yang menentukan apakah suatu peristiwa traumatis, tetapi pengalaman emosional subjektif seseorang terhadap peristiwa tersebut.
Menurut Helpguide.org, trauma emosional dan psikologis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Peristiwa satu kali, seperti kecelakaan, cedera, atau serangan kekerasan, terutama jika itu tidak terduga.
- Stres yang terus menerus dan tanpa henti, seperti tinggal di lingkungan yang penuh kejahatan, sedang berjuang melawan penyakit parah, atau berulang kali mengalami peristiwa traumatis.
- Penyebab yang sering diabaikan, seperti operasi (terutama tiga tahun pertama kehidupan), kematian tiba-tiba orang terdekat, hingga pengalaman memalukan.
Apabila seseorang mengalami gejala trauma yang tidak mereda, atau bahkan menjadi lebih buruk, dan orang tersebut seakan tidak dapat melupakan peristiwa traumatis tersebut, kemungkinan ia mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Ini terjadi ketika sistem saraf 'macet' dan orang tersebut tetap dalam goncangan psikologis, mereka tidak mampu memahami apa yang terjadi dan memproses emosinya.
Untungnya, kondisi ini dapat disembuhkan atau tidak perlu terjadi sepanjang sisa hidup seseorang.
Berdasarkan American Psychology Association, intervensi psikologis dapat membantu mencegah konsekuensi psikologis kronis jangka panjang ini.
Secara umum, terapi perilaku-kognitif (CBT) telah terbukti sangat efektif meredakan gejala PTSD secara signifikan (umumnya 60-80%), terutama korban perkosaan.
Intervensi khusus yang singkat juga dapat secara efektif mencegah PTSD pada beberapa subkelompok pasien trauma.
Baca Juga: Psikolog Sebut Wabah Covid-19 Tingkatkan Risiko PTSD selama di Rumah Aja!
Penelitian RA Bryant menemukan, perawatan kognitif-perilaku juga efektif dalam mencegah terjadinya PTSD pada penyintas kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan industri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif