Suara.com - Sejak pandemi virus corona atau Covid-19 meluas ke hampir seluruh negara, mayoritas pasien dengan penyakit lainnya seperti penyakit jantung diimbau untuk meminimalkan kunjungan ke rumah sakit untuk menurunkan risiko tertular Coronavirus Covid-19.
Namun ada kondisi-kondisi darurat tertentu yang membuat pasien mau tidak mau harus segera dibawa ke rumah sakit.
Pasien penyakit jantung yang mengalami berbagai gejala atau keluhan khas seperti nyeri dada, berdebar, sesak napas atau pingsan berulang, harus segera dibawa ke rumah sakit.
Namun tidak jarang juga penderitanya tidak bergejala sama sekali atau memiliki gejala ringan yang tanpa disadari, padahal sudah memiliki risiko tinggi.
“Justru kondisi tanpa gejala ini cenderung lebih berbahaya. Hal ini dikarenakan penderita belum menyadari dirinya terkena gangguan jantung, sehingga perlu dilakukan pengenalan penyakit lebih lanjut melalui skrining atau penilaian faktor risiko,” ungkap dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Kebon Jeruk. dalam media briefieng online, beberapa waktu lalu.
Penilaian faktor risiko merupakan langkah yang penting untuk mendeteksi penyakit jantung pada tahapan awal sebelum berkomplikasi dan menimbulkan gejala. Ada kondisi yang disebut oleh Paskah sebagai red flag dan mesti segera dibawa ke dokter.
"Jadi, apabila ada keluhan sesak yang semakin memberat, nyeri dada, seperti ditimpa beban berat, mengalami sesak dan tidak bisa tidur dalam posisi rata, batuk terus-menerus dan mengeluarkan dahak dengan warna bercak pink, dan keringat dingin, dan disertai dengan mual, dan muntah itu sebaiknya ke rumah sakit," terang Paskah panjang lebar.
Ia melanjutkan, seseorang yang berisiko tinggi sebaiknya juga terus melakukan evaluasi berkala sesuai waktu yang ditentukan.
Jika terjadi ketidakstabilan kondisi jantung, maka terapi optimal tetap harus dilakukan sesuai rekomendasi, baik berupa perawatan intensif di rumah sakit maupun menjalani berbagai prosedur penting seperti kateterisasi jantung dan intervensi koroner, serta operasi bedah jantung sesuai dengan kondisi yang ada.
Baca Juga: Lebaran Penuh Duka, Kisah Wanita yang 5 Keluarganya Meninggal karena Corona
“Kita tak boleh abai dalam memantau kesehatan jantung sendiri, karena penyakit yang menyerang jantung termasuk penyakit serius yang kronik. Jadi, jangan takut berobat ataupun menjalani prosedur medis jika memang dibutuhkan sebelum terlambat," kata Paskah
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh