Suara.com - Sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 160.000 orang di 21 negara telah menemukan perempuan lebih kecil kemungkinan untuk menderita penyakit jantung dan meninggal karenanya daripada laki-laki.
Dilansir dari Medical Xpress, penelitian tersebut tidak dipengaruhi oleh aspek apakah perempuan pernah atau tidak mengalami serangan jantung atau stroke sebelumnya. Juga tidak mempertimbangkan di mana mereka tinggal atau status ekonomi mereka.
Penelitian itu dilakukan oleh Population Health Research Institute (PHRI) dari McMaster University dan Hamilton Health Sciences yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada Rabu (20/5/2020).
Informasi tersebut berasal dari studi Prospective Urban Rural Epidemiological (PURE) yang diikuti para peserta rata-rata 10 tahun.
Ini adalah studi global pertama yang mendokumentasikan faktor-faktor risiko, penggunaan pengobatan, kejadian serangan jantung, stroke dan kematian pada orang-orang di masyarakat umum.
Studi ini menemukan bahwa perempuan yang tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (CVD) lebih cenderung menggunakan obat pencegahan, mengendalikan hipertensi dan berhenti merokok dibandingkan dengan pria.
"Ada kekhawatiran bahwa perempuan dengan CVD dirawat kurang agresif daripada pria. Beberapa telah menghubungkan ini dengan bias pengobatan terhadap perempuan," kata Marjan Walli-Attaei, penulis pertama dan rekan peneliti di PHRI.
"Dalam penelitian global, kami mengamati bahwa strategi pencegahan lebih sering dilakukan oleh perempuan, sementara strategi invasif seperti intervensi koroner perkutan dan operasi bypass arteri koroner lebih sering digunakan untuk laki-laki," tambahnya.
Marjan Walli-Attaei juga menambahkan, bahwa hasil penelitian menunjukkan statistik kematian lebih rendah pada perempuan yang mengalami serangan jantung atau stroke daripada laki-laki.
Baca Juga: Wapres Maruf: Mohon Maaf Bahaya Corona Belum Hilang
"Tetapi, secara keseluruhan hasil seperti kematian, serangan jantung, hingga stroke pada perempuan lebih rendah daripada pria. Ini menunjukkan mungkin ada faktor lain selain bias pengobatan terhadap perempuan yang berkontribusi pada perbedaan pengobatan," tambahnya.
Annika Rosengren, seorang profesor di Universitas Gothenburg di Swedia, mengatakan bahwa tingkat lebih rendah dari perawatan jantung invasif pada perempuan dengan CVD dapat dijelaskan bahwa lebih sedikit perempuan memiliki jenis aterosklerosis luas yang memerlukan pengobatan.
"Studi lain telah melaporkan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam prosedur jantung invasif tidak terlihat setelah kami mempertimbangkan tingkat dan keparahan penyakit arteri koroner," kata Rosengren.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat yang lebih rendah dari intervensi koroner pada wanita sesuai karena mereka memiliki penyakit yang kurang luas," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental