Suara.com - China mengumumkan tiga indikasi obat herbal untuk Covid-19 telah disetujui hak patennya dan siap diperluas pemasarannya. Tiga obat herbal itu ialah Lianhuaqingwen, Jinhuaqinggan, dan Xuebijing.
Termasuk juga di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merekomendasikan 6 tanaman herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan Covid-19, seperti sambiloto, meniran, temulawak, kunyit, jahe, dan jambu biji.
Tapi di balik itu, para peneliti mengingatkan untuk berhati-hati dalam penggunaan tanaman herbal ini, karena hingga saat ini belum ada uji klinis terhadap obat herbal yang diakui secara internasional.
Mengutip laman The Lancet, Rabu (27/5/2020), ada 3 hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan menggunakan obat herbal agar tidak keliru dan malah berbalik berbahaya bagi kesehatan. Di antaranya adalah:
1. Sadari bahwa semua obat memiliki risiko
Ini termasuk juga obat herbal. Biar bagaimanapun, keselamatan adalah prioritas utama. Tercatat pada 1990, peneliti Vanherweghem dan rekan-rekannya menemukan beberapa perempuan yang minum obat herbal pelangsing, mengalami gagal ginjal yang progresif dan cepat.
Bahkan obat herbal Xiyanping yang diberikan dalam protokol perawatan Covid-19 di China telah ditarik kembali karena efeknya yang buruk. Meski obat herbal juga sudah digunakan bertahun-tahun, tapi bukan berarti bisa digunakan pada penyakit baru seperti Covid-19.
2. Obat herbal perlu pertimbangan bukti uji klinis
Ini penting untuk dilakukan untuk melihat kemanjuran obat herbal. Banyak praktisi percaya bahwa pengobatan tradisional tidak bisa diuji karena mereka disesuaikan dengan keadaan masing-masing individu.
Baca Juga: Mantap! LIPI Akan Uji Obat Herbal Penguat Imunitas untuk Pasien Covid-19
Anggapan ini sama sekali tidak meyakinkan, karena obat herbal sebelum dipatenkan dan diproduksi harus diuji untuk melihat perawatan dan komposisi yang tetap, termasuk risiko kematian. Ini juga berlaku dilakukannya evaluasi kemajuran obat herbal Covid-19.
3. Mekanisme dasar yang tidak jelas
Kapsul Lianhuaqingwen memang telah terbukti memiliki efek antivirus yang luas dan memiliki sifat antiinflamasi. Tapi sayangnya, bahan aktif dan mekanisme kerja yang mendasarinya tidak jelas.
Obat-obatan herbal biasanya mengandung banyak bahan aktif dan sangat penting untuk mencari tahu bahan mana yang lebih bekerja, lalu bagaimana cara kerjanya. Ujicoba pada hewan dan sekadar testimoni, juga tidak bisa dijamin keamanannya.
Jadi, harus diperhitungkan matang-matang ya!
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!