Peneliti menemukan mutasi pada SARS-CoV-2
Studi dalam Journal of Translational Medicine menunjukkan bahwa virus corona jenis baru telah mengambil pola mutasi spesifik di wilayah geografis tertentu.
Para peneliti, dari University of Maryland di Baltimore dan perusahaan biotek Italia Ulisse Biomed di Trieste, menganalisis delapan mutasi berulang pada 220 sampel pasien Covid-19.
Mereka menemukan tiga di antaranya dari sampel Eropa, dan tiga lainnya dari sampel Amerika Utara.
Studi lain, yang belum melalui proses peer-review, menunjukkan mutasi SARS-CoV-2 telah membuat virus lebih menular dalam beberapa kasus.
Dalam makalahnya, Bette Korber, dari Laboratorium Nasional Los Alamos, New Mexico, menggambarkan 13 mutasi di wilayah genom virus yang mengkode protein lonjakan. Protein ini sangat penting untuk infeksi, karena membantu virus mengikat sel inang.
Para peneliti mencatat bahwa satu mutasi tertentu, yang mengubah asam amino dalam protein lonjakan kemungkinan berasal dari China atau Eropa. Tetapi ini mulai menyebar pertama kali di Eropa, dan kemudian ke wilayah lain, dan sekarang menjadi bentuk pandemi virus corona paling dominan di banyak negara.
Stoye berkomentar bahwa hasil penelitian ini, dalam beberapa hal, tidak mengejutkan.
"Virus biasanya disesuaikan dengan spesies inangnya... Mutasi acak akan terjadi, dan virus yang paling cocok akan mendominasi."
Baca Juga: Duh, Korea Selatan Laporkan 79 Kasus Baru Virus Corona Covid-19
"Oleh sebabnya, tidak mengherankan bahwa SARS-CoV-2 berkembang mengikuti inang yang dilompatinya, dan menyebar melaluinya, populasi manusia. Jelas, perubahan seperti ini sering terjadi, sebagaimana dibuktikan oleh penyebaran (mutasi) yang diamati oleh Korber," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh