Suara.com - Sekolah Kembali Dibuka, 5 Negara ini Terapkan Protokol Kesehatan Khusus
Dinas Pendidikan DKI Jakarta baru saja menetapkan hari pertama masuk sekolah tahun pelajaran 2020/2021, yaitu dimulai pada 13 Juli 2020. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh siswa dan siswi, mulai dari jenjang PAUD hingga SMA.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum selesai ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah mungkin tak akan sama seperti sebelumnya.
Ada beberapa hal yang harusnya menjadi perhatian, agar siswa dan siswi tetap aman dan terjaga dari risiko tertular virus corona.
Beberapa negara yang sudah lebih dulu membuka kembali sekolah di tengah pandemi, menerapkan beberapa aturan khusus yang mungkin bisa menjadi contoh bagi kita. Ini dia, seperti dilansir dari Rappler.
1. China
Menurut laporan South China Morning Post, 9 provinsi daratan di China telah membuka kembali sekolah untuk mereka yang akan lulus tahun ini.
Kementerian Pendidikan China mewajibkan pihak sekolah untuk memeriksa suhu siswa di pintu masuk sekolah. Siswa juga perlu menunjukkan bahwa mereka memiliki kode 'hijau' pada aplikasi yang dapat membaca kondisi mereka sebelum diizinkan kembali ke kelas.
Pemerintah China telah menggunakan aplikasi ini untuk memeriksa status kesehatan siswa. Siswa harus mengisi kuesioner yang terintegrasi dalam aplikasi, yang meminta detail seperti suhu tubuh dan latar belakang kesehatan.
Baca Juga: Sekolah Dibuka Juli, Ini Panduan New Normal Cegah Covid-19
Perangkat lunak akan menganalisis data yang disediakan dan menghasilkan kode warna hijau, kuning, atau merah. Setiap warna mengidentifikasi status kesehatan siswa.
Mereka yang memiliki warna 'kuning' dan 'merah' tidak diizinkan masuk ke lingkungan sekolah. Kode merah berarti siswa memiliki gejala Covid-19 seperti demam dan lainnya. Sementara itu, kuning berarti seorang siswa pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi, tetapi belum menyelesaikan karantina selama dua minggu.
Beberapa siswa juga diberikan termometer pribadi dan diminta untuk mengukur suhu tubuh mereka dua kali sehari saat di sekolah. Sementara itu, beberapa sekolah di Shanghai telah menyiapkan beberapa kamar untuk siswa yang demam.
2. Taiwan
Taiwan telah berhasil dalam perang melawan Covid-19. Sementara sebagian besar negara memutuskan untuk menutup sekolah selama pandemi, Taiwan tidak melakukannya.
Mereka hanya memperpanjang liburan musim dingin selama 10 hari untuk mendisinfeksi fasilitas sekolah dan merencanakan tindakan pencegahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?