Suara.com - Ahli Waspadai Bom Waktu Masalah Kesehatan karena PSBB, Apa Maksudnya?
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memotong laju penyebaran virus corona bisa jadi bom waktu untuk penyakit kronis lain. Hal tersebut dinyatakan oleh Dosen Keperawatan Universitas Andalas, Boby Febri Krisdianto melalui The Conversation.
Sejak pertengahan April, puluhan wilayah di Indonesia telah menetapkan PSBB, mengharuskan warga untuk tetap berada di rumah selama berminggu-minggu, membuat orang lebih sedikit bergerak.
"Tanpa melakukan gerak fisik yang cukup, sejumlah riset menunjukkan ada bahaya bom waktu yang mengancam di depan mata, penyakit kronis meningkat akibat gaya hidup menetap (sedentary life style) selama pandemi Covid 19," tulis Krisdianto di The Conversation.
"Karena itu, kita harus memperhatikan beberapa pengaturan aktivitas fisik di rumah dan lingkungan untuk mencegah datangnya penyakit kronis saat pandemi dan setelah krisis kesehatan kali ini," tambahnya.
Dilansir dari The Conversation, hasil survei Mckinsey melaporkan sebagian warga Indonesia menghabiskan masa PSBB dengan nonton televisi, menggunakan media sosial, dan membaca berita daring.
Dalam survei itu, setidaknya ada penambahan persentase pada penggunaan streaming dan video call. Sementara itu, pengantaran makanan dan kebutuhan sehari-hari secara daring juga meningkat tajam, yakni 36 persen dan 41 persen.
"Dari data tersebut kita bisa kita ketahui bahwa pandemi Covid-19 memicu meningkatnya gaya hidup ogah gerak di masyarakat Indonesia," catat Krisdianto.
Gaya hidup dengan kurang bergerak ini nyatanya bisa berisiko meningkatkan berbagai penyakit.
Baca Juga: Iman Brotoseno Klaim Tak Pernah Tulis soal Pornografi di Majalah Playboy
Krisdianto mencatat, bahwa dalam penelitian Universitas Missouri menyebutkan duduk berdiam diri selama 6 jam atau lebih dapat merusak fungsi sirkulasi aliran darah. Kebiasaan tersebut juga dapat meningkatkan gula darah, asam lemak darah, peradangan, dan stres oksidatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Neville Owen dari Universitas Queensland pada 2010 juga menunjukkan adanya hubungan antara jarang bergerak dengan penyakit metabolik seperti obesitas, hipertensi, diabetes tipe 2, hingga kanker kolon dan payudara.
"Pengurangan kontraksi otot secara otomatis dapat mengurangi kecepatan aliran darah yang mengalir di kapiler darah di kaki. Proses yang terjadi secara terus menerus seperti ini menyebabkan kerusakan fungsi endotel," tulis Krisdianto.
"Endotel merupakan sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan berfungsi mempertahankan tegangan otot pembuluh darah dan pengaturan cara pembentukan darah," tambahnya.
Menurut Krisdianto, pengurangan fungsi endotel terkait dengan berbagai penyakit kronis, sepeti hipertensi, stroke, hingga penyakit jantung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat