Suara.com - Kelelawar atau Trenggiling, Mana yang Menularkan Covid-19 ke Manusia?
Para peneliti masih mempertimbangkan antara kelelawar dan trenggiling sebagai penyebar virus corona atau Covid-19 kepada manusia.
Namun menurut mereka, masih terlalu dini untuk menyebut trenggiling sebagai penyebab pandemi ini dan ada spesies hewan ketiga yang mungkin berperan menjadi inang virus ini sebelum tersebar pada manusia.
Dikutip dari CNN, yang sampai kini masih jelas adalah virus corona telah bertukar gen secara berulang dengan strain serupa yang menginfeksi kelelawar, trenggiling dan spesies ketiga.
Penemuan tersebut dipaparkan oleh tim peneliti dari Duke University dan Los Alamos National Laboratory yang dipublikaskan dalam jurnal Science Advances.
Selain itu, juga jelas bahwa orang-orang perlu mengurangi kontak dengan hewan liar yang dapat menularkan infeksi baru.
"Dalam studi kami, kami mendemonstrasikan bahwa memang benar SARS-CoV-2 memiliki sejarah revolusioner yang mencakup perombakan bahan genetik antara virus corona pada kelelawar dan trenggiling sebelum mampu tertular pada manusia," kata Elena Giorgi dari Los Alamos National Laboratory yang terlibat dalam studi tersebut.
Trenggiling adalah hewan pemakan semut yang kerap diperjualbelikan untuk dimakan di beberapa negara, termasuk China, dan menjadi tersangka utama penyebab pandemi ini.
Namun para peneliti menyebut kemungkinan trenggiling bisa lepas dari kriteria tersebut. Sebab sampel virus corona yang terdapat pada trenggiling terlalu berbeda dari SARS-CoV-2.
Baca Juga: Sedang Disorot, 5 Pundi-pundi Kekayaan Rahmawati Kekeyi
Dan apakah pencampuran antara virus yang dibawa kelelawar dengan virus yang dibawa trenggiling disebut cukup untuk mengubah virus menjadi bentuk yang kini dengan mudah menularkan pada manusia juga masih belum jelas.
Sehingga para peneliti mempertimbangkan inang ketiga yang masih belum teridentifikasi yang bisa menyebarkan virus tersebut.
"Sementara sumber langsung SARS-CoV-2 masih dicari, satu hal yang sudah jelas, mengurangi atau menghilangkan kontak langsung manusia dengan hewan liar sangat penting untuk mencegah penularan zoonosis virus corona ke depannya," demikian para peneliti menyimpulkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern