Suara.com - Penggunaan masker sepanjang hari dapat meningkatkan kelembapan, menimbulkan gesekan, dan menghasilkan panas yang dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada orang dengan kondisi kulit sensitif.
Menurut Blair Murphy-Rose, seorang dokter kulit bersertifikat, seperti yang dilansir dari HuffPost, masker kain dapat menampung bakteri dan jamur, dan harus secara rutin dicuci dengan mesin cuci ataupun dengan tangan, menggunakan air panas dan sabun.
Dokter kulit bersertifikat, Nava Greenfield, juga menyarankan menyetrika masker Anda untuk perlindungan ekstra terhadap kuman.
Selain menerapkan kebersihan masker yang baik, hindari mengenakan riasan di bawah masker wajah untuk mencegah penyumbatan pori-pori lebih lanjut. Namun, tetap gunakan tabir surya, karena sinar UVA, UVB, dan cahaya biru dapat menembus masker.
Di bawah ini adalah 6 masalah kulit yang bisa timbul akibat penggunaan masker dan solusi perawatannya dari dokter kulit.
1. Jerawat
Salah satu iritasi kulit paling umum akibat penggunaan masker adalah jerawat, atau kini dikenal dengan istilah 'maskne'. Jerawat terjadi ketika tekanan dari masker memerangkap minyak dan sel kulit di pori-pori, demikian dikatakan Murphy-Rose.
Perawatan:
Tak perlu buru-buru melakukan perawatan kulit, karena bisa jadi malah akan membuat membuat kulit wajah Anda jadi kering dan memperburuk kondisi jerawat.
Baca Juga: Studi: Selama Wabah Corona, Harus Pakai Masker Saat Berhubungan Intim
Saran Brendan Camp, dokter kulit bersertifikat, lakukan perawatan dengan produk yang mengandung asam salisilat, benzoil peroksida, dan belerang.
Greenfield merekomendasikan untuk membersihkan wajah dengan sabun wajah antijerawat sebelum mengenakan masker dan setelah Anda melepas masker.
Camp menyarankan Anda memakai toner bebas alkohol yang mengandung asam salisilat untuk membantu pengelupasan kimia. Lewati segala jenis pengelupasan mekanis (seperti scrub) karena dapat merusak kulit, terutama jika Anda memiliki jerawat aktif, karena bisa menyebarkan infeksi.
Pastikan semua produk yang Anda kenakan di wajah, seperti losion dan tabir surya, bersifat nonkomedogenik.
2. Kulit kering
Masker memang dapat mencegah penyebaran virus, tetapi dapat membuat kulit wajah jadi kering. Tandanya, kulit jadi merah, sensitif, dan kasar. "Kulit kering dapat terjadi jika masker terbuat dari bahan yang menyerap minyak alami kulit," kata Camp.
Perawatan:
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia