Suara.com - Program vaksin 'Operation Warp Speed' oleh pemerintah AS yang menekankan pada produksi cepat dan pengujian vaksin virus corona eksperimental memicu kekhawatiran dua pakar vaksin.
"Pendekatan itu sendiri tidak masuk akal," kata Dr. Peter Hotez, dekan Fakultas Kedokteran Tropis Nasional, serta profesor pediatri, virologi molekuler dan mikrobiologi di Baylor College of Medicine pada CNN.
"Cara pesan keluar dari Operation Warp Speed menciptakan banyak kekacauan dan kebingungan. Dan ini memungkinkan pergerakan anti-vaksin," kata Hotez.
Sumber gugus tugas virus corona Gedung Putih mengatakan kepada CNN bahwa program Warp Speed dari Trump Administration telah memilih lima perusahaan yang kemungkinan besar akan menghasilkan vaksin Covid-19.
"Kami pikir kami akan memiliki vaksin dalam waktu dekat, dan jika kami melakukannya, kami akan benar-benar menjadi langkah besar ke depan," kata Trump bulan lalu.
Tapi cara penyampaian pemerintah AS dianggap memicu ketakutan pada vaksin.
"Cara mereka mengirim pesan itu agak menakutkan karena mereka membuat titik untuk mengatakan seberapa cepat itu dilakukan," kata Dr Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin dan profesor pediatri di Children's Hospital of Philadelphia.
"Itu membuat orang berpikir ada langkah yang dilewati," tambahnya.
Dilansir dari CNN, Hotez dan Offit menghabiskan bertahun-tahun berjuang melawan upaya anti-vaksinasi yang terorganisir dan berusaha mendidik orang-orang yang memiliki keraguan dan ketakutan tentang vaksin.
Baca Juga: Puskesmas di Papua Tutup karena 52 Tenaga Medis Positif Corona
Keduanya telah menulis buku tentang keamanan vaksin.
"Mereka (anti-vaksin) mengatakan kita buru-buru memiliki vaksin, bahwa kita tidak cukup menguji keamanan mereka dan ada hubungan konspirasi antara Big Pharma dan pemerintah," kata Hotez.
Oleh karena itu, keduanya memandang bahwa percepatan vaksin oleh pemerintah Amerika dikhawatirkan memicu orang-orang tidak memercayai vaksin itu sendiri.
Offit juga khawatir bahwa perusahaan dan pemerintah federal mungkin akan tergoda untuk melewati langkah-langkah keselamatan untuk melindungi orang dari virus corona.
"Tetapu selama uji coba fase 3 dilakukan dan fasenya tidak ada yang terlewati, saya pikir kecepatan yang kita saksikan akan baik-baik saja," kata Offit.
"Itu adalah bagian yang tidak dapat dilewati," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025