Suara.com - Otoritas Kesehatan Thailand melaporkan empat pasien baru Covid-19 pada Rabu (10/6/2020), sehingga total infeksi bertambah menjadi 3.125.
Juru bicara Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) Pemerintah Thailand Taweesilp Visanuyothin mengatakan satu di antara pasien baru itu adalah pria berusia 44 tahun yang bekerja dan tinggal di kamp multi-nasional di Madagaskar, serta kembali ke Thailand pada 3 Juni.
Sementara pasien lainnya adalah perempuan berusia 34 tahun yang tinggal bersama keluarga besar suami di Pakistan, kutip the Bangkok Post.
Keluarga itu, imbuh Taweesilp, memiliki lima anggota yang terinfeksi Covid-19, termasuk suaminya. Dia kembali ke Thailand pada Sabtu lalu dan kini dikarantina di Bangkok.
Sedang dua pasien lainnya adalah tukang pijat berusia 35 tahun yang Kamis lalu kembali dari India dan kini dikarantina di Provinsi Chon Buri.
Dari total kasus itu, 95 persen di antaranya telah pulih, termasuk delapan pasien yang dipulangkan dalam 24 jam terakhir. Sedang 86 pasien masih dirawat di rumah sakit. Sementara jumlah kematian tetap 58.
Sementara itu, Thailand juga berencana menggelar uji coba pencabutan jam malam selama 15 hari.
Wakil kepala militer Jenderal Nathapol Nakpanit mengatakan meski jam malam akan dicabut, status darurat tetap berlaku.
"Tanpa jam malam, orang dapat melanjutkan kehidupan normal, tapi keadaan darurat akan tetap berlaku jika pemerintah perlu mengambil tindakan cepat untuk menghentikan penyebaran Covid-19,” ujar Nathapol.
Baca Juga: Keren, Tak Ada Transmisi Lokal Virus Corona di Thailand dalam 15 Hari!
Jam malam di Thailand berlaku mulai pukul 23 hingga 3 dini hari. Setelah uji coba pencabutan selama 15 hari, pemerintah akan mengevaluasi dampak pemberlakuan itu.
Meski begitu, Nathapol belum mengatakan kapan jam malam akan dicabut sementara.
Menanggapi hal itu, sekretaris jenderal Dewan Keamanan Nasional sekaligus kepala komite pengendalian penyakit Jenderal Somsak Roongsita mengatakan Thailand akan membuka kembali stadion tinju, pada tahap keempat relaksasi.
Namun semua keputusan pengendalian penyakit, tambah dia, adalah keputusan Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) Pemerintah Thailand. [ANADOLU AGENCY]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis