Suara.com - Ketua Umum Pita Putih Indonesia Dr Ir Giwo Rubianto MPd mengatakan ibu melahirkan dan bayi baru lahir harus beradaptasi dengan kebiasaan baru atau new normal.
"Tidak hanya masyarakat pada umumnya yang dituntut beradaptasi dengan kebiasaan baru namun sesuai dengan tema yang diambil pada hari ini, ibu baru melahirkan dan bayi baru lahir pun dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru," ujar Giwo dalam webinar di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Dia menjelaskan saat ini WHO memprediksi bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai.
Untuk itu masyarakat dituntut akan hidup berdampingan dengan Covid-19 sambil menunggu ditemukannya vaksin.
Pada masa pandemi seperti saat ini, lanjut dia, pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak berupaya untuk memastikan agar kehamilan dan persalinan berjalan dengan aman.
"Aliansi Pita putih Indonesia berkomitmen mengatasi masalah yang dihadapi perempuan dan anak-anak Indonesia dengan mengaktifkan gerakan masyarakat dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan bayi baru lahir, prevalensi anemia , malnutrisi, tingkat prevalensi kontrasepsi yang rendah dan perkawinan anak," jelas dia.
Dokter Medik dan Keperawatan di RSAB Harapan Kita, dr Retno Widyaningsih, mengatakan pandemi lebih dari sekedar krisis kesehatan.
"Namun fokus fasilitas kesehatan adalah melayani semua untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan pandemi," jelas Retno.
Retno berharap ibu hamil dan melahirkan tidak takut datang ke rumah sakit. Pada era normal baru, rumah sakit melakukan sejumlah upaya demi memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pasien.
Baca Juga: Mudik Dari Taiwan, Ibu dan Anak Ini Minta Dikarantina di GOR Tegal Selatan
Mulai dari asesmen risiko, cuci tangan, badan bersih dan higienis, jaga jarak, serta menerapkan etika batuk dan bersin.
"Masa transisi bukan berarti tidak ada virus. Untuk tetap jaga stamina, kesehatan dan jaga jarak," imbuh Retno.
Portfolio Manager Quality of Care USAID-Jalin, Dr Pancho Kaslam, mengatakan memasuki era normal baru yang tidak berubah adalah fokus pada kesehatan ibu dan bayi. "Satu kematian ibu dan bayi yang baru lahir adalah bencana bagi kita semua," jelas Pancho.
Pancho menambahkan esensi adanya Covid-19 dan angka kematian ibu dan bayi adalah ketahanan diri. Ibu hamil atau melahirkan bukan meninggal karena preeklampsi namun gizi buruk.
"Untuk itu, asupan gizi untuk ibu hamil harus benar-benar diperhatikan," imbuh Pancho. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya