Suara.com - Infeksi parasit adalah penyakit yang biasa menyerang orang di daerah tropis. Pada anak-anak, infeksi parasit bisa menyebabkan diare hingga meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi.
Sebuah studi dalam Genome Biology oleh para ilmuwan University of Pennsylvania menyelidiki hubungan antara infeksi parasit dan mikrobioma usus.
Melalui metode genetik untuk mengkarakterisasi mikrobioma gastrointestinal dari 575 orang Kamerun, para peneliti menemukan bahwa keberadaan parasit sangat terkait dengan komposisi keseluruhan mikrobioma.
"Kami bisa melihat mikrobioma seseorang dan menggunakan untuk memprediksi apakah seseorang memiliki infeksi parasit gastrointestinal atau tidak," kata Meagan Rubel, postdoc di University of California, San Diego dikutip dari Medical Express.
Para peneliti mencari tahu kemungkinan parasit mengubah mikrobioma atau sesuatu dalam mikrobiota penduduk, yang mana membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Rubel memimpin penelitian bekerja sama dengan Penn's Sarah Tishkoff, seorang Penn Profesor Pengetahuan Terintegrasi di Fakultas Kedokteran, serta Sains Perelman, dan Frederic Bushman, seorang ahli mikrobiologi di sekolah kedokteran.
Selain mikrobioma dan parasit, penelitian ini juga memeriksa penanda fungsi kekebalan tubuh, pencernaan susu, dan infeksi patogen.
Setelah investigasi 6 bulan dengan mengumpulkan sampel fecal dan darah dari penggembala Mbororo Fulani dan penggembala ternak dengan makanan tinggi daging dan susu.
Penelitian juga memasukkan data dari dua kelompok orang yang tinggal di daerah perkotaan Amerika Serikat dengan diet yang lebih banyak pada lemak hewani, protein dan makanan olahan sebagai pembanding.
Baca Juga: Waspada Tanda Serangan Jantung di Wajah, Ini Temuan Peneliti!
Di lapangan, para peneliti menguji malaria dan sejumlah patogen lain yang menginfeksi darah dan sistem pencernaan.
Berdasarkan 575 orang yang diuji di Kamerun, para peneliti menemukan hampir 40 persen orang terinfeksi lebih dari satu parasit sebelum menerima pengobatan antiparasit. Sedangkan, pemburu pengumpul, rata-rata memiliki kemungkinan besar koinfeksi dengan beberapa parasit.
Secara khusus, tim menemukan bahwa empat parasit usus yang ditularkan melalui tanah cenderung terjadi pada tingkat lebih tinggi.
"Parasit usus adalah masalah kesehatan masyarakat global. Kondisi ini cenderung dialami oleh warga miskin dengan minimnya akses perawatan medis, air pipa dan sabun. Sehingga peluang penularannya juga tinggi," kata Rubel.
Infeksi parasit juga dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar memiliki bakteri Bacteroidales, yang diketahui berperan dalam memengaruhi fungsi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja