Suara.com - Kian hari gejala dari seorang yang terinfeksi mengalami virus corona terus bertambah.
NHS (The National Health Service) mencatat gejala itu antara lain batuk terus menerus, suhu tinggi dan hilangnya indera perasa dan penciuman.
Bahkan, daftar gejala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih luas, termasuk kelelahan, sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, dan ruam pada kulit.
Dilansir dari Express UK, pada Mei lalu, para dokter mengungkapkan coronavirus dapat menyebabkan komplikasi langka yang dikenal sebagai tiroiditis subakut.
Tiroiditis subakut adalah penyakit radang akut tiroid yang biasanya disebabkan oleh virus.
Para dokter memperingatkan gejala setelah merawat seorang wanita untuk kondisi tersebut.
Dr Francesco Latrofa, yang merawat wanita itu, mengatakan: "Dokter harus waspada tentang kemungkinan manifestasi klinis tambahan ini terkait dengan Covid-19."
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 dan sepenuhnya pulih dari virus.
Tetapi setelah kesembuhannya, ia mulai mengalami sakit leher dan tiroid, serta demam dan takikardia atau suatu kondisi yang membuat jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit.
Baca Juga: Pernah Alami Rambut Rontok? Hati-Hati Risiko Gejala Virus Corona yang Parah
Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter mendiagnosisnya dengan tiroiditis subakut.
“Karena hubungan kronologis, SARS-CoV-2 dapat dianggap bertanggung jawab atas timbulnya tiroiditis subakut," ungkap dr Latrofa.
Tiroiditis subakut paling sering terlihat pada wanita berusia 20 hingga 50 tahun.
NHS menjelaskan ini biasanya menyebabkan demam dan nyeri di leher, rahang atau telinga.
Kelenjar tiroid juga dapat melepaskan terlalu banyak hormon tiroid ke dalam darah (tirotoksikosis), yang mengarah ke gejala kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), seperti kecemasan, insomnia dan jantung berdebar-debar.
“Gejala-gejala ini sembuh setelah beberapa hari. Gejala kelenjar tiroid yang kurang aktif sering mengikuti, berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sebelum kelenjar pulih sepenuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara