Suara.com - Obat murah dan tersedia luas, dexamethasone atau deksametason, disebut telah menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 parah. Hasil ini dari sebuah recovery trial atau percobaan recovery oleh Oxford University, Inggris.
Mereka melakukan studi percobaan ini terhadap 2014 orang yang diberi pengobatan deksametason dan 4321 orang yang menggunakan obat lain. Studi ini adalah uji klinis terbesar sampai sekarang.
Obat ini sangat mengesankan menurut standar klinis karena nilai Number Needed Treated (NNT) dalam menyelamatkan kematian terkait penggunaan ventilator adalah 8.
Berdasarkan makalah Saripediatri.org, NNT menunjukkan jumlah pasien yang harus diobati untuk memperoleh tambahan satu hasil yang baik atau menghindarkan satu kegagalan. Nilai ini satu ukuran penting di dalam farmakoekonomik.
Bagi konsumen, nilai NNT dapat menjadi pegangan atau referensi dalam membandingkan obat satu dengan obat yang lain.
Bagaimana deksametason bekerja?
Deksametason adalah glukokortikoid sintetik (kelas kortikosteroid) yang diberikan secara oral atau intravena untuk mengobati penyakit seperti radang sendi, alergi, asma, dan beberapa bentuk kanker. Ini meniru aksi kortisol yang diproduksi tubuh secara alami untuk meredakan peradangan.
Karena deksametason bekerja lama dan memiliki efek sistemik, obat ini sekitar 25 kali lebih kuat daripada kortikosteroid sintetik lainnya. Glukokortikoid juga lebih kuat daripada obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin.
Glukokortikoid menghentikan dua fase, yaitu, vasodilatasi dan migrasi sel imun, peradangan. Sebaliknya, NSAID hanya menghambat tahap vaskular tersebut.
Baca Juga: Obat Murah Dexamethasone Ampuh Untuk Pasien Covid-19, Berapa Harganya?
Oleh sebabnya, deksametason bersifat antiinflamasi dan imunosupresif.
Pada tingkat biokimia, glukokortikoid mudah berdifusi melalui membran sel inang dan berikatan dengan reseptor glukokortikoid dalam sitoplasma sel.
Ikatan reseptor ini memicu serangkaian reaksi yang akhirnya menekan sitokin proinflamasi (yang dilepaskan saat terjadi badai sitokin) IL-1, IL-2, IL-6, IL-8, TNF, dan IFN-gamma. Lima di antaranya terkait dengan keparahan Covid-19.
Selain itu, salah satu penyebab utama badai sitokin Covid-19 adalah aktivasi makrofag yang berlebihan , yang juga dihambat oleh glukokortikoid.
Sebuah studi kultur sel 2019 juga menunjukkan bahwa deksametason menyelamatkan sel alveolar manusia (kantung udara) dari kehancuran oleh sitokin pro-inflamasi.
Studi recovery trial dari Oxford ini dinilai sebagai contoh terbaik karena dosis rendah hingga sedang dari deksametason mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 sebanyak sepertiga pasien uji coba, menyelamatkan satu dari 8 pasien, tanpa efek samping menonjol.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda