Suara.com - Anak Terlambat Imunisasi Bisa Dikejar Setelah Usia 1 Tahun
Kementerian Kesehatan mengingatkan agar orangtua tetap disiplin membawa anaknya yang masih balita untuk mendapatkan imunisasi. Kemenkes menegaskan bahwa imunisasi tidak boleh terhenti meskipun pandemi Covid-19 masih ada.
"Imunisasi itu hak anak, bukan hak orangtua. Jadi harus dijalankan, tidak boleh tidak," kata Direktorat Surkarkes Kemenkes dr. Asik Surya dalam webinar, Selasa (23/6/2020).
Ia menyampaikan bahwa anak harus mendapat imunisasi sampai berusia dua tahun. Tapi dalam program imunisasi, seluruh vaksin dasar harus diberikan kepada anak sebelum usia satu tahun. Terutama vaksin BCG yang berguna untuk mencegah anak dari penyakit TBC.
"Jika anak terlambat, itu bisa juga dikejar setelah anak 1 tahun, sebelum 2 tahun. Tapi dalam program itu mungkin dicatat sebagai imunisasi indikator bukan sebagai imunisasi dasar. Imunisasi dasar itu indikatornya hanya sampai 1 tahun. Tetapi yang diimunisasi lewat dari 1 tahun tidak dihitung sebagai program. Berarti programnya jelek," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan IDAI Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) menjelaskan bahwa setelah usia lewat dari 1 tahun, sebenarnya anak tetap mendapatkan imunisasi.
Hanya saja memang sifatnya imunisasi pengulangan dari vaksin yang telah diberikan sebelum usia satu tahun. Menurutnya, imunisasi ulang itu juga sama pentingnya untuk dilengkapi hingga usia 18 bulan.
"Selain harus melengkapi imunisasi dasar yang target sebelum usia 1 tahun, juga harus melengkapi imunisasi ulangannya. Karena dengan bertambahnya usia, antibodi akan turun sehingga dia perlu di booster. Booster atau diulang itu yang dilakukan pada usia 18 bulan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes drg. R. Vensya Sitohang, M. Epid mengatakan bahwa jika satu daerah terjadi penurunan tingkat imunisasi, bisa berbahaya bagi kekebalan tubuh komunitas tersebut.
Baca Juga: Dokter: Demam Usai Imunisasi Hanya Terjadi Pada 25 Persen Anak
"Setiap orang yang mendapat imunisasi memengaruhi kekebalan yang terbentuk dalam komunitas tersebut. Kalau kekebalan itu tidak terbentuk, kita tinggal menunggu kejadian luar biasa atau wabah berikutnya. Wabah dalam hal ini sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi vaksin yang ada," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan