Suara.com - Orang Tanpa Gejala (OTG) menjadi salah satu kelompok yang paling berisiko menularkan virus corona atau Covid-19. Hal ini lantaran OTG bisa menjadi pembawa virus tanpa terlihat sakit.
Banyak orang menganggap bahwa kerusakan organ yang dialami OTG tidak terlalu parah. Namun, seorang pemeriksa medis telah mengungkapkan bahwa bahkan pasien tanpa gejala atau orang yang tidak menunjukkan gejala Covid-19 walaupun mereka sudah memiliki virus masih mengalami beberapa jenis efek negatif.
Pemeriksa medis Pinellas dan Pasco County, Dr. Jon Thogmartin baru-baru ini mengungkapkan betapa buruknya coronavirus merusak paru-paru pasien yang menderita bentuk parah penyakit ini. Demikian seperti dilansir dari Medical Daily.
"Ya ampun, aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengatakannya tanpa menjadi mengerikan, itu bisa menghancurkan paru-paru. Biarkan saya katakan saja. Ketika orang tersebut meninggal, Anda dapat menemukan paru-paru yang tidak terlihat dan terasa seperti paru-paru lagi, "kata Thogmartin, menggambarkan paru-paru yang dilihatnya selama pemeriksaan post-mortem pada orang yang telah terinfeksi virus.
Menariknya, para ilmuwan di Scripps Research Institute membuat penemuan mengejutkan bahwa bahkan orang-orang yang tidak menunjukkan gejala juga mengalami sejenis kerusakan pada paru-paru mereka.
Mereka mengetahui hal ini setelah memeriksa CT scan pasien COVID-19 tanpa gejala dari kapal pesiar. Mereka memperhatikan bahwa mereka juga mengalami kerusakan paru-paru walaupun mereka tidak menunjukkan gejala-gejalanya.
Awal tahun ini, Johns Hopkins Medicine membahas dengan seksama apa yang dilakukan coronavirus terhadap paru-paru. Menurut para ahli di Johns Hopkins Bayview Medical Center, coronavirus baru dapat menyebabkan pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) pada sebagian besar kasus yang parah.
Pasien akan mengalami kesulitan bernapas karena paru-paru mereka akan dipenuhi dengan cairan dan menjadi meradang. Kantung udara akan kesulitan mengambil oksigen dan ini akan menyebabkan sesak napas dan batuk.
Ketika pasien mengembangkan ARDS, mereka tidak akan bisa bernapas sendiri. Oleh karena itu, mereka akan membutuhkan dukungan ventilator sehingga oksigen masih bisa beredar di tubuh mereka. ARDS bisa berakibat fatal, tetapi pasien yang pulih darinya juga dapat pulih dari COVID-19.
Baca Juga: Ini Deretan Aktivitas yang Bisa Menularkan Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru