Suara.com - Kepala unit penyakit dan zoonosis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan orang tanpa gejala (OTG) tidak mendorong penyebaran virus corona Covid-19, pada Senin (8/6/2020).
Meski telah diklarifikasi, pernyataan tersebut cukup disayangkan oleh direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, dokter Anthony Faui.
Dilansir dari New York Post, Anthony Fauci mengecam WHO dengan mengatakan seorang pejabat WHO telah salah dalam klaim yang menyebut OTG sangat jarang menular.
"Apa yang terjadi beberapa hari yang lalu adalahseorang anggota WHO mengatakan bahwa penularan dari orang tanpa gejala ke orang yang terinfeksi sangat jarang terjadi," kata Fauci di Good Morning America Rabu (10/6/2020).
"Mereka berjalan mundur karena tidak ada bukti yang menunjukkannya. Dan faktanya, bukti yang kita miliki mengingat persentase orang, yaitu sekitar 25 hingga 45 persen dari totalitas orang yang terinfeksi, kemungkinan tanpa gejala," katanya.
"Dan kita tahu dari studi epidemiologi bahwa mereka dapat menular ke seseorang yang tidak terinfeksi, bahkan ketika mereka tanpa gejala. Jadi, untuk mengatakan itu (transmisi dari OTG) adalah peristiwa yang langka tidak benar, dan itulah alasan mengapa WHO mengalami kemunduran," tambahnya.
Kerkhove telah mengklarifikasi pernyataannya pada Selasa (9/6/2020) setelah mendapat kecaman.
"Jadi, perkiraan sekitar 40 persen transmisi mungkin disebabkan oleh gejala, tetapi itu berasal dari model," kata Karkhove pada konferensi pers lanjutan.
"Jadi, saya tidak memasukkan itu dalam jawaban saya kemarin tetapi ingin memastikan bahwa saya menjelaskannya sekarang," tambahnya.
Baca Juga: WHO: Orang Tanpa Gejala Tidak Mendorong Naiknya Penyebaran Virus Corona
Fauci sendiri adalah pakar penyakit menular untuk Gedung Putih.
"Virus corona adalah infeksi yang sangat tidak biasa yang tetap berbahaya ketika masyarakat di seluruh negeri dan dunia mulai mengurangi pembatasan kuncian," kata Fauci.
“Anda dapat terinfeksi dan tidak memiliki gejala. Anda juga dapat terinfeksi orang bergejala maupun tidak,” tambahnya.
Fauci menambahkan, bahwa vaksin untuk virus corona mungkin bisa tersedia pada akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah