Suara.com - Tahukah kamu ternyata virus corona Covid-19 tidak hanya memengaruhi pernapasan, tetapi juga organ tubuh lain. Sebuah penelitian pun mendokumentasikan cara virus corona Covid-19 mengganggu dan merusak organ tubuh.
Virus corona Covid-19 adalah keluarga infeksi pernapasan. Sehingga fokus utama adalah kerusakan yang ditimbulkan pada paru-paru.
Namun, sebuah penelitian terhadap pasien virus corona Covid-19 di Wuhan melaporkan serangkaian gejala neurologis.
Lebih dari sepertiga korban virus corona Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di kota China, menunjukkan gejala neurologis, termasuk pusing, sakit kepala dan kejang.
Bagaimana virus corona Covid-19 memengaruhi otak?
Sejak saat itu, sebuah badan penelitian telah mengonfirmasi dampak neurologis dari virus tersebut. Tetapi, belum diketahui itu akibat langsung atau tidak langsung dari kerusakan area lain dari tubuh yang tak diketahui secara kritis.
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Altex, kini telah memberikan bagian penting dari teka-teki yang hilang.
Penelitian ini mengikuti laporan yang tidak dikonfirmasi dari gejala neurologis pada pasien virus corona, termasuk dalam wabah di Wuhan.
Penelitian yang dipimpin oleh Thomas Hartung dan rekannya di John Hopkins University, menemukan bukti langsung bahwa virus corona bisa menginfeksi otak manusia dan bisa bereplikasi di selnya.
Baca Juga: Dikenal Sehat, Susu Sapi Disebut Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Profesor Hartung dan rekannya membuat penemuan setelah menambahkan tingkat rendah SARS-CoV-2, yakni virus yang menyebabkan Covid-19. Ia melihat virus itu tumbuh dari sel batang manusia.
Para peneliti menemukan virus yang terinfeksi neuron di otak-mini melalui protein manusia ACE2, yang dikenal sebagai titik masuk penting untuk SARS-CoV-2.
Kemudian, virus berkembang biak di dalam neuron. Setelah 3 hari, jumlah salinan virus sudah meningkat 2 kali lipat.
"Sangat penting untuk mengetahui organ tubuh kita yang paling berharga bisa terpengaruh oleh virus, kata Prof Hartung, seorang ahli toksikologi di Johns Hopkins dikutip dari Express.
Adapun gejala virus corona yang umum, meliputi demam tinggi, batuk persisten, sesak napas dan kehilangan bau. Tapi Anda disarankan karantina mandiri atau menghubungi dokter bila mengalami gejala masalah neurologis atau otak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah