Suara.com - Virus corona Covid-19 adalah penyakit menular yang telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di dunia. Saat ini pun masih belum ditemukan vaksin dan pengobatan yang tepat untuk melawan virus corona.
Tapi, Anda bisa melindungi diri dari gejala virus corona Covid-19 dengan berbagai langkah pencegahan dan menjaga kesehatan tubuh.
Selain itu, Anda juga bisa melindungi diri dengan mengonsumsi lebih banyak yogurt atau menambahkannya dalam sarapan pagi.
Sebuah penelitian mengklaim bahwa konsumsi lebih banyak yoghurt ketika sarapan pagi bisa membantu mencegah diri terinfeksi virus corona Covid-19.
Karena, yoghurt membantu meningkatkan kesehatan dan luasnya bakteri dalam usus. Bakteri itulah yang bisa membantu melakukan sejumlah fungsi di dalam tubuh, termasuk melindungi tubuh dari infeksi virus.
Di sisi lain, yoghurt juga makanan kaya probiotik umum yang mengandung mikroorganisme hidup. Menambahkan mikroorganisme kombinasi yang tepat ke usus bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
"Mikroba yang hidup di usus atau mikrobioma memainkan peran penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan," penjelasan Symptom Study dikutip dari Express.
Konsumsi makanan yang tepat untuk mikrobioma ini bisa membantu mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
"Mikrobioma yang beragam adalah mikrobioma yang sehat, dengan banyak mikroba berbeda yang bisa melakukan berbagai fungsi dan menangkis infeksi," lanjutnya.
Baca Juga: Waspada, Nyeri Punggung Bisa Jadi Tanda Kanker Paru-Paru
Anda bisa mendukung mikrobioma dengan mengonsumsi makanan kaya probiotik, seperti yoghurt alami, susu fermentasi dan teh fermentasi yang semuanya mengandung mikroba hidup.
Sementara itu, Anda juga bisa menurunkan risiko gejala virus corona Covid-19 dengan mengonsumsi lebih banyak ubi jalar.
Ubi jalar mengandung vitamin A, yang memainkan peran penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus.
Namun, Anda juga harus menghindari makanan olahan, garam, permen dan alkohol. Pemanis buatan dan bahan tambahan makanan bisa menghambat pertahanan kekebalan tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis