Suara.com - Burnout syndrome adalah tanda orang yang stres saat bekerja. Tidak hanya lelah secara fisik tapi juga emosional, terjadi karena merasa kewalahan dengan perintah atasan yang terus berdatangan tapi tidak bisa memenuhinya.
Sejak pandemi kondisi ini bisa diperparah saat work from home (WFH), dimana urusan pekerjaan bercampur baur dengan urusan anak, pekerjaan rumah, dan hewan peliharaan.
Gejalanya juga beragam, dari menghindari pekerjaan, menurunnya kinerja, apatis, hingga tidak bisa berhenti bekerja. Nah, kalau sudah begini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan burnout, mengutip Forbes Kamis (2/7/2020):
1. Atur jam kerja
Otak manusia terstruktur, tapi masalahnya pekerjaan jarak jauh sering tidak ada kontrol misalnya masih berada di jalan. Sehingga tidak ada batasan antara pekerjaan dan rumah, jadi kuncinya adalah membuat semuanya seimbang.
Buatlah jam kerja, dengan membuat notifikasi, dan membuat aturan tidak melayani pekerjaan kantor di luar jam tersebut. Maka dengan begitu, baik diri sendiri, atasan, hingga klien tidak akan menganggu di luar jam kerja.
2. Beristirahat
Setelah waktu seimbang, maka refresh pikiran dari pekerjaan dengan beristirahat. Entah dengan bepergian, atau menikmati waktu diri sendiri selama di rumah.
Pastikan memutuskan jalur komunikasi. Matikan semua notifikasi, nada dering dan sebagainya. Bisa juga dengan meneruskan kotak masuk pekerjaan kepada rekan kerja yang bertugas, atau menjawab dengan asisten virtual di gadget.
Baca Juga: 4 Tanda Karyawan Stres Karena Pekerjaan, Ada yang Anda Alami?
3. Lakukan hobi
Bekerja berlebihan, harus diiringi dengan waktu bermain yang menyenangkan juga. Jika hanya pekerjaan jadi satu-satunya yang membuat bersemangat, coba temukan sesuatu yang lain yang bisa membuat bersemangat.
Bisa dengan bergabung tim sepakbola, kesenian baru, hingga menambah rutinitas perawatan kulit dan tubuh, atau bisa juga memasak dan bisa dilakukan lewat virtual.
4. Ubah mainset tentang pekerjaan
Ini bisa dilakukan dengan mengajak rekan kantor berdiskusi, berbincang dari hati ke hati untuk evaluasi. Tapi dilakukan dengan suasana yang santai dan ringan. Misalnya apa yang disukai dan tidak disukai saat bekerja.
Dengan begini, maka akan mengubah cara pikir kita tentang pekerjaan dan mendapatkan inspirasi baru, juga menambah minat dan bakat Anda. Misalnya menyerderhanakan tugas, merampingkan produktivitas dengan cara lebih kreatif.
Berita Terkait
-
Pelihara Hewan: Mood Langsung Happy, Stres Ikut Pergi!
-
10 Cara Efektif Mengendalikan Stres di Tempat Kerja, Selamatkan Diri dan Kesehatan Mentalmu
-
Otak Lemot Karena Scroll Media Sosial? Ini Cara Detoks Simpel dan Efektif
-
Kesejahteraan atau Keterasingan? Gen Z dan Paradoks di Tengah Badai Digital
-
Terapkan Tahun Yobel, Mongol Stres Maafkan Sosok yang Bikin Hartanya Rp53 Miliar Ludes
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan