Suara.com - Sebuah penelitian kecil memperkuat bukti bahwa wanita hamil yang terinfeksi virus corona mungkin dapat menyebarkannya ke janin mereka.
Sebuah peneliti dari Italia menjelaskan pada Kamis (9/7/2020) bahwa mereka mempelajari 31 wanita terinfeksi Covid-19 yang melahirkan pada Maret dan April.
Studi ini melibatkan pasien hamil di tiga rumah sakit selama puncak wabah di Italia utara.
Bahan genetik virus ditemukan dalam satu sampel darah tali pusat, dua swab vagina dan satu sampel ASI. Para peneliti juga menemukan antibodi spesifik anti-virus corona dalam darah tali pusat dan ASI.
"Dalam satu kasus, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir sudah positif karena kami menemukan virus dalam darah tali pusat dan plasenta," kata pemimpin studi Dr. Claudio Fenizia, spesialis imunologi di Universitas Milan.
Dalam kasus lain, bayi yang baru lahir diektahui memiliki antibodi virus corona. Namun ini tidak berasal dari plasenta, jadi infeksi tidak berasal dari ibu.
"Karena paparan langsung janin terhadap virus," jelas Fenizia.
Tapi, ia menjelaskan emungkinan infeksi janin tampaknya relatif jarang. Hanya dua dari bayi baru lahir dites positif terkena virus corona saat lahir dan tidak ada yang sakit karenanya.
Fenizia menekankan untuk tidak panik dan masih terlalu dini jika ingin membuat pedoman baru atau mengubah sistem perawatan.
Baca Juga: WHO Ungkap Ruang Tertutup Bisa Picu Penularan Virus Corona Lewat Udara
Menurutnya, ini adalah bahan bagus untuk dilakukan penelitian lebih kanjut, terutama pada wanita yang terinfeksi sejak lebih awal kehamilan mereka daripada wanita-wanita (peserta penelitian) ini.
Dilansir Fox News, sejak dimulainya pandemi Covid-19, dokter bertanya-tanya apakah infeksi dapat terjadi di rahim. Infeksi virus lain, seperti HIV dan Zika dapat menginfeksi janin.
Beberapa laporan awal dari China memperkirakan virus corona mungkin juga demikian, meskipun dokter mencurigai sang ibu mungkin telah menyebarkan virus kepada bayi mereka selama atau setelah kelahiran.
Ashley Roman, spesialis kehamilan di NYU Langone Health, mengatakan ia dan rekannya juga mendeteksi ada partikel virus pada janin yang tertular melalui plasenta, beberapa dari 11 kasus yang mereka periksa.
Laporan baru menambahkan bukti bahwa penularan dalam rahim adalah mungkin, tetapi tampaknya jarang dan tidak menyebabkan masalah serius pada bayi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group