Suara.com - Sebuah studi baru yang disusun oleh para peneliti dari University of British Columbia dan University of Manitoba telah menemukan bahwa ada bakteri baik yang dibagi dan mungkin ditransfer dari ASI ke usus bayi. Studi ini diterbitkan pada Cell Host & Microbe pada Jumat (10/7/2020) kemarin.
Dilansir dari MedicalXpress, para peneliti menemukan bahwa bakteri tertentu, termasuk Streptococcus dan Veillonella, muncul bersamaan dalam ASI dan tinja bayi. Kemunculan bakteri ini lebih tinggi saat bayi menyusu langsung di payudara ibunya.
Bakteri streptococcus dikenal baik untuk pencernaan, sementara bakteri veillonella disebut baik untuk ketahanan tubuh.
"Studi kami menegaskan bahwa ASI adalah pendorong utama perkembangan mikrobiota usus bayi," kata rekan penulis senior studi tersebut, Dr Stuart Turvey, seorang profesor di departemen pediatri dan penyelidik pediatrik UBC di BC Children's Hospital.
"Kami menemukan bahwa eksklusivitas dan durasi menyusui sangat terkait dengan komposisi mikrobiota usus bayi secara keseluruhan dan bahwa bakteri ASI membentuk mikrobioma usus bayi," imbuhnya.
Menurut para peneliti, ini adalah studi pertama yang mengevaluasi hubungan beberapa praktik pemberian ASI (mode, eksklusivitas, dan durasi), bakteri susu, dan komponen susu dengan komposisi mikrobiota usus bayi pada berbagai titik di pertama bayi.
Sebanyak 1.249 pasangan ibu-bayi yang terlibat dalam penelitian ini berpartisipasi dalam CHILD Cohort Study (CHILD). Temuan ini didasarkan pada penelitian CHILD sebelumnya yang menunjukkan memompa ASI berhubungan dengan perbedaan komposisi mikrobiota ASI dan kesehatan bayi.
"Uniknya, penelitian kami menunjukkan bahwa sementara ASI dan usus bayi memiliki komposisi mikrobiota yang berbeda, ada beberapa bakteri umum yang lebih umum dan melimpah dalam ASI ibu yang memberikan susu langsung dari payudara," kata rekan penulis senior studi ini, Brett Finlay, profesor di departemen biokimia dan biologi molekuler, serta mikrobiologi dan imunologi di UBC.
"Hasil ini memajukan hipotesis bahwa ASI dapat bertindak sebagai inkubator yang memperkaya, melindungi dan mengangkut bakteri tertentu ke saluran usus bayi dan ini dapat memberi kita petunjuk tentang bakteri mana yang dapat membuat probiotik," ujar Finlay kemudian.
Baca Juga: Diklaim Bikin Kulit Sehat dan Mulus, Ibu Ini Bikin Sabun dari ASI
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!