Suara.com - Pejabat kesehatan New York City mengumumkan telah mendeteksi nyamuk pembawa virus West Nile. Nyamuk yang terinfeksi ini ditemukan di Bronx dan di Staten Island.
Penemuan ini membuat pejabat kesehatan mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan.
"Warga New York dapat mengambil beberapa langkah sederhana untuk melindungi diri mereka sendiri pada musim panas ini, termasuk dengan mengaplikasikan obat nyamuk atau menutupi tangan dan kaki mereka," kata Dr. Oxiris Barbot, komisaris kesehatan.
“Kami juga mendorong semua orang untuk menutup genangan air yang mungkin menjadi tempat berlindung nyamuk," sambungnya, dilansir Fox News.
Dilansir Medline Plus, virus West Nile (WNV) merupakan penyakit menular yang pertama kali muncul di Amerika Serikat pada 1999.
Orang yang terinfeksi WNV umumnya tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan.
Gejala-gejalanya termasuk demam, sakit kepala, sakit pada tubuh, ruam kulit, dan kelenjar getah bening yang membengkak. Kondisi ini dapat bertahan beberapa hari hingga minggu, dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Namun, jika virus West Nile memasuki otak, itu bisa mengancam jiwa. Ini dapat menyebabkan radang otak, yang dikenal sebagai ensefalitis, atau radang jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut meningitis.
Penyakit ini didiagnosis dengan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes laboratorium. Hingga kini belum ada vaksin atau perawatan khsus untuk penyakit WNV manusia.
Baca Juga: Bersejarah! Rusia Rilis Obat Anti Virus Corona Pertama di Dunia
Orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah adalah yang paling berisiko terinfeksi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC US) menjelaskan WNV paling umum menyebar di antara mansuia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Dalam sejumlah kecil kasus, WNV telah menyebar melalui:
- Paparan dalam pengaturan laboratorium
- Transfusi darah dan donasi organ
- Ibu ke bayi, selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Virus West Nile tidak menyebar melalui:
- Batuk, bersin, atau sentuhan
- Dengan menyentuh binatang hidup
- Dari menangani unggas yang hidup atau mati. Hindari kontak dengan tangan kosong saat memegang hewan mati. Jika Anda membuang burung yang mati, gunakan sarung tangan atau kantong plastik ganda untuk meletakkan bangkainya di tong sampah.
- Melalui konsumsi burung atau hewan yang terinfeksi
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien