Suara.com - Hasil uji coba tiga vaksin Covid-19 berbeda yang dirilis pada Senin (20/7/2020), semuanya menunjukkan hasil positif, dengan bukti bahwa vaksin dapat menghasilkan respon imun yang diharapkan dapat melindungi orang terhadap infeksi.
Vaksin juga tampak aman, meski tetap membutuhkan studi dengan lebih banyak peserta untuk menunjukkan seberapa aman vaksin sebenarnya dan apakah dapat mencegah infeksi.
Dilansir dari CNN Internasional, hasil awal dari percobaan Fase 1/2 yang terbit dalam The Lancet menunjukkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca aman serta dapat menginduksi respon imun.
Menurut laporan, vaksin Oxford ini memicu respon antibodi dalam 28 hari dan respon sel-T dalam 14 hari.
Antibodi yang dinetralkan, disebut demikian karena dapat menetralisir virus, terdeteksi pada sebagian besar peserta setelah satu suntikan, dan pada semuanya setelah menadapat dua suntikan.
"Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cara untuk menemukan dan menyerang patogen, yaitu respon antibodi dan sel T. Vaksin ini dimaksudkan untuk menginduksi keduanya, sehingga dapat menyerang virus ketika beredar di dalam tubuh, serta menyerang sel yang terinfeksi," kata Dr. Andrew Pollard, dokter anak di Universitas Oxford, penulis utama studi tersebut.
Peneliti berharap, vaksin ini membuat sistem kekebalan mengingat virus, sehingga akan melindungi orang dalam jangka waktu lama.
Selain itu, hasil dari kinerja vaksin pada orang tua yang lebih berisiko terkena Covid-19 parah belum diketahui secara pasti.
Keuntungan dari vaksin ini adalah tidak ditemukan efek samping serius, namun masih ada laporan kelelahan dan sakit kepala pada peserta yang divaksinasi. Efek samping umum lainnya termasuk rasa sakit di tempat suntikan, sakit otot, malaise, kedinginan, rasa panas dan demam.
Baca Juga: Satu Desa di Lembata NTT Diisolasi setelah Kasus Corona Muncul Pertama Kali
Hasil Tahap 1/2 ini menjanjikan, kata para peneliti, tetapi uji coba skala besar diperlukan untuk menentukan apakah vaksin melindungi terhadap virus corona.
"Namun, kami perlu penelitian lebih lanjut sebelum kami dapat memastikan bahwa vaksin melindungi secara efektif terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan seberapa lama perlindungan vaksin berlangsung," tambah peneliti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi