Suara.com - Belakangan dilaporkan gejala Covid-19 bisa berkisar di kulit. Para peneliti memberikan tiga klasifikasi gejala Covid-19 di kulit yang berbeda tergantung tingkat keparahan.
Dilansir dari Medical Xpress, perubahan kulit tertentu mungkin juga menjadi satu-satunya tanda infeksi Covid-19 atau dapat menyertai atau mengikuti gejala Covid-19 lainnya. Hal tersebut didasarkan pada analisis data dari 716 pasien di 31 negara.
Para peneliti di Massachusetts General Hospital (MGH) dan Harvard Medical School (HMS), bekerja sama dengan American Academy of Dermatology dan International League of Dermatologic Societies telah membuat daftar internasional untuk menggambarkan dan membuat katalog spektrum luas manifestasi dermatologis yang terkait dengan infeksi virus corona.
Penelitian diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology.
Mereka menemukan bahwa di antara semua pasien yang dikonfirmasi laboratorium, tanda kulit yang paling umum adalah ruam seperti campak (morbiliform) pada 22 persen pasien yang umumnya terlihat pada pasien dengan infeksi sedang.
Kedua adalah apa yang disebut "Covid toes" (pernio) yang terdiri dari gatal-gatal merah atau ungu, tapi bisa juga berupa benjolan di jari kaki dan tumit yang biasanya terlihat ketika kulit terkena udara dingin atau permukaan. Reaksi ini terlihat pada 18 persen pasien dan umumnya dikaitkan dengan infeksi ringan.
Sebaliknya, purpiform retiform, ruam seperti jaring yang biasanya disebabkan oleh pembekuan darah di pembuluh darah kecil, terjadi pada 6 persen pasien yang semuanya dirawat di rumah sakit dan sakit kritis.
"Sementara sebagian besar ruam terjadi pada saat yang sama dengan atau setelah gejala Covid-19 lainnya, 12 persen terjadi sebagai tanda pertama atau tanda Covid-19 ," kata peneliti utama Esther E. Freeman, MD, Ph.D., peneliti Departemen Dermatologi di MGH dan HMS.
"Itu penting untuk diperhatikan, karena jika Anda memiliki ruam yang tidak biasa atau mungkin cocok dengan salah satu kategori ini dan Anda tidak memiliki alasan lain untuk memilikinya, itu akan menjadi alasan untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan," tambahnya,
Baca Juga: Gorontalo Jadi Daerah Tertinggi Kematian Akibat Corona Sepekan Terakhir
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha