Suara.com - Gegara pandemi Covid-19, anak-anak kurang mendapat kesempatan untuk bermain dan belajar secara bebas, termasuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Tak heran kalau anak menjadi semakin lekat dengan gadget. Dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi orangtua untuk batasi penggunaan gadget pada anak.
Di sisi lain, sekolah dari rumah membuat anak harus lebih banyak berinteraksi secara virtual menggunakan gadget. Ditambah, hampir semua tugsa sekolah kini dikerjakan melalui gadget.
Untuk itulah, dokter spesialis anak dari RSUI, Annisa Rahmania Yulman, mengingatkan orangtua agar tetap membatasi screen time anak dan membuat mereka tetap aktif selama masa pandemi ini.
"Penggunaan gadget harus bijak walaupun sekolah menggunakan gadget. Orangtua harus mempunyai dalih dan strategi untuk mengatur screen time anak,” katanya dalam siaran pers RSUI, Kamis (23/7/2020), seperti dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, waktu maksimal paparan layar untuk anak 0-1 tahun adalah nol. Artinya, tidak boleh ada screen time pada anak di usia itu.
Sedangkan untuk anak di atas usia 1-2 tahun, orang dewasa harus selalu mendampingi anak-anak dalam memanfaatkan gawainya.
Orangtua juga harus memahami beberapa tanda-tanda anak kecanduan gadget, misalnya anak sulit konsentrasi, mudah tantrum, dan sejenisnya.
Annisa mengatakan, walaupun anak di rumah saja, mereka juga tetap harus aktif bergerak untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan mereka berlangsung dengan optimal.
"Sedentary lifestyle harus dihindari, harus istirahat cukup walaupun di rumah aja," kata dia.
Baca Juga: Sebagian Sekolah Berlakukan KBM Online, Ini Kata Disdik Sleman
Dalam sehari, anak usia 0-1 tahun dianjurkan melakukan minimal selama 30 menit aktivitas fisik. Sedangkan anak umur 1-4 tahun butuh waktu 180 menit aktivitas fisik. Tentunya, intensitas beratnya aktivitas untuk mereka berbeda.
Mila Sri Wardani dari bagian pediatrik RSUI mengatakan bahwa pergerakan anak mencakup motorik kasar dan motorik halus tetap harus terpenuhi selama masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru saat ini.
Orangtua perlu menciptakan permainan yang menyenangkan dan mempertimbangkan pergerakan motoriknya serta memperhatikan protokol kesehatan selama bermain bersama anak.
Menurut dia, anak-anak yang masa pandemi banyak kehilangan waktu bermain di luar rumah, perlu dibantu untuk bermain di dalam rumah. Orang dewasa perlu meningkatkan kreativitasnya sehingga walaupun anak terpaksa bermain dalam rumah, tidak mengalami kebosanan.
Kepala Seksi Rawat Inap RSUI Nur Akbar juga mengingatkan bahwa selain kesehatan, keceriaan anak juga harus dipertahankan dengan memainkan permainan yang menyenangkan, salah satunya dengan terlibat dalam imajinasi anak selama permainan, memainkan permainan bersama anak dengan memperhatikan umur, serta menjaga anak tetap aktif.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan