Suara.com - Peneliti dari PT Bio Farma mengungkap alasan SinoVac dari China memilih Indonesia untuk menjalankan uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkannya.
Dilansir ANTARA, Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar mengatakan uji klinis kandidat vaksin Covid-19 di Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat ditemukannya vaksin sehingga bisa segera digunakan pada masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kenapa uji klinis di Indonesia? Karena ini untuk mempercepat akses kita ke vaksin," kata Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma Novilia Sjafri Bachtiar dalam seminar virtual, Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Novilia menuturkan dengan melakukan uji klinis di Indonesia, maka diharapkan dapat diperoleh vaksin yang benar-benar sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac asal China untuk melakukan uji klinis kandidat vaksin tahap III. Vaksin tersebut berbasis virus yang di-inaktifkan (inactovated) atau dimatikan.
Kandidat vaksin Covid-19 buatan Sinovac itu sudah masuk tahap uji klinis III di Brazil dan Bangladesh, dan akan dilakukan di Indonesia yang rencananya pada Agustus 2020.
Vaksin berbasis virus yang diinaktifkan itu dipilih karena teknologinya sudah dikenal dan digunakan di dunia cukup lama, tidak perlu menggunakan alat injeksi khusus (special injection device), dan sudah "advance" dalam daftar kandidat vaksin Covid-19 Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Novilia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Sinovac karena sejumlah alasan diantaranya Sinovac dinilai sudah memiliki pengalaman dalam pengembangan vaksin SARS dan H1N1, sudah memiliki produk "inactivated", dan sudah memiliki produk yang mendapat kualifikasi dari WHO.
Novilia menuturkan vaksin dibuat untuk mencegah penyakit infeksi yang menimbulkan penyakit yang fatal yang mengakibatkan kematian atau cacat, yang sangat cepat menular, dan dengan beban penyakit yang tinggi.
Baca Juga: 400 Relawan Sudah Terdaftar Ikut Uji Vaksin Covid-19 di Kota Bandung
Imunisasi dengan memberikan vaksin kepada masyarakat bermanfaat untuk menciptakan kekebalan global atau herd immunity.
Dia menuturkan tantangan dalam pengembangan vaksin yaitu teknologi, biaya yang mahal, proses produksi yang membutuhkan pendanaan dan kapasitas yang besar dan penerimaan vaksin karena dikaitkan dengan isu keamanan dan halal.
"Uji klinis pada umumnya bertujuan untuk evaluasi aspek keamanan, respon imun dan efikasi dari vaksin," katanya.
Sediaan vaksin mengandung komponen yakni antigen, ajuvan, stabilizer, dan eksipien atau bahan pembantu lain.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia, hingga 28 Juli 2020 ada sebanyak 25 kandidat vaksin yang masuk tahap uji klinis, dan 139 kandidat vaksin dalam tahap praklinis.
Vaksin yang masuk uji klinis tahap III saat ini adalah buatan Universitas Oxford/AstraZeneca, Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, Moderna/NIAID, BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group