Suara.com - Pola makan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan otak. Itulah sebabnya nutrisi yang buruk dapat memengaruhi kesehatan mental.
Banyak ahli mengatakan kekurangan nutrisi penting dapat memicu penyakit mental seperti kecemasan, depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan ADHD.
Menurut sebuah studi bersama di University of Melbourne dan Deakin University, ada hubungan penting antara kualitas makanan dan potensi kekurangan nutrisi dengan kesehatan mental.
Peneliti mengatakan seiring dengan serangkaian kondisi medis, psikiatri dan kesehatan masyarakat sekarang harus mengenali dan menerapkan diet serta nutrisi sebagai penentu utama kesehatan mental.
Dilansir The Health Site, berikut beberapa nutrisi yang harus dikonsumsi untuk melindungi kesehatan mental menurut psikatri gizi:
1. Magnesium
Diet kaya magnesium dapat membantu Anda dalam mengatasi depresi dan kecemasan. Makanan mengandung magnesium misalnya kacang-kacangan, tahu, biji-bijian, alpukat, dan pisang.
2. Asam lemak omega-3
Nutrisi ini sangat penting untuk pengembangan dan fungsi sistem saraf pusat. Kekurangan asam lemak omega 3 dapat menyebabkan gangguan mood, kecemasan, depresi, penurunan kemampuan kognitif, hingga pemahaman yang buruk.
Baca Juga: Jeremy Teti Curhat Sakit Asam Urat Karena Pola Makan, Apa Saja Pemicunya?
Ikan, terutama yang berlemak, biji-bijian, kacang-kacangan dan kacang kedelai adalah sumber nutrisi yang baik.
3. Seng
Kekurangan seng dapat menyebabkan depresi, peningkatan kecemasan, lekas marah dan ketidakstabilan emosional. Banyak studi klinis menunjukkan bahwa pasien yang menderita depresi memiliki kadar seng yang lebih rendah.
4. Vitamin B
Kekurangan vitamin B dapat meningkatkan risiko depresi klinis atau gangguan depresi lainnya.
Gejala kekurangan vitamin B lainnya adalah paranoia, kelainan saraf, depresi, gangguan daya ingat, konsentrasi dan kemampuan belajar.
Sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan, daging merah dan biji-bijian adalah sumber vitamin ini.
5. Vitamin D
Vitamin ini mengaktifkan gen yang mengatur sistem kekebalan tubuh dan melepaskan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin yang memengaruhi fungsi dan perkembangan otak.
Sebuah studi di Belanda menemukan kadar vitamin D yang rendah berkaitan dengan gejala depresi mayor dan minor pada 169 orang yang berusia 65 tahun atau lebih.
Jadi, sertakan makanan seperti ikan berlemak, kuning telur, dan jamur ke dalam pola makan Anda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama