Suara.com - Istilah pilek sangat identik dengan masalah kesehatan di bagian hidung atau saluran pernapasan, tetapi siapa sangka alat kelamin juga bisa mengalaminya yang disebut Gonore.
Hal tersebut diutarakan oleh Pakar Penyakit Kulit dan Kelamin dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika pilek di saluran pernapasan biasanya mengeluarkan lendir berupa ingus, pada organ intim (alat kelamin) kondisinya lebih berbahaya karena yang keluar adalah nanah.
Di dunia medis, pilek di alat kelamin disebut sebagai Gonore atau GO, penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang bisa berbahaya bila tidak diobati, dan akan meningkatkan risiko kemandulan hingga infeksi janin.
"Pilek pada alat kelamin atau GO yang dibiarkan berkembang pada akhirnya akan mengakibatkan berbagai risiko berbahaya. GO yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapat pengobatan secara benar dapat menyebabkan komplikasi dari ringan hingga berat," kata Anthony Handoko dalam bincang bersama media, Rabu (5/7/2020).
Komplikasi Gonore biasanya terjadi di area sekitar saluran kemih, panggul, kandungan, faring (saluran menelan di kelamin), selaput lendir di mata hingga bagian sendi.
"Infeksi GO berat dan lanjut pada wanita bahkan dapat menyebabkan penularan infeksi GO ke bayi saat proses melahirkan dan infertilitas (kemandulan),” papar Anthony Handoko.
GO biasanya ditularkan lewat hubungan seksual. Infeksi ini akan bergejala setelah 10 hingga 20 hari usai terinfeksi dari penderita.
Meski jarang terjadi, Gonore yang tidak diobati bisa menyebar ke darah atau sendi hingga berisiko mengancam jiwa.
Baca Juga: Bisa Datang Tanpa Gejala, Ketahui 5 Jenis Infeksi Menular Seksual Ini
GO yang tidak diobati di beberapa kasus bahkan bisa meningkatkan peluang untuk tertular HIV AIDS.
Dokter yang juga CEO Klinik Pramudia ini menyebut seperti kebanyakan kasus IMS, banyak pasien Gonore yang enggan memeriksakan diri ke dokter.
Tak ayal jika kasus IMS seperti fenomena gunung es: hanya sedikit yang nampak, tapi kasus yang tak terungkap jauh lebih banyak.
Buktinya berdasarkan data pelaporan resmi di Indonesia menjadi tidak akurat terkait prevalensi infeksi GO. Namun data WHO 2018 terdapat 98 juta kasus baru Gonore.
Kasus ini cenderung meningkat tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 62 juta kasus pada 1999 dan 88 juta kasus pada 2005. Diperkirakan terdapat sekitar 2 juta kasus GO baru di Indonesia setiap tahunnya.
"Sedangkan di AS, angka kejadian GO merupakan Infeksi Menular Seksual kedua terbanyak setelah Chlamydia," jelas Anthony Handoko.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda