Suara.com - Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM RI dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, baru saja menggelar simulasi uji klinis tahap tiga terhadap kandidat vaksin Covid-19 di Indonesia.
Vaksin SARS CoV-2 Inactivated produksi Sinovac asal Tiongkok ini dipastikan dilakukan sesuai panduan ilmiah dan kaidah etika ketat.
Hal itu sejalan dengan Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB atau GCP/Good Clinical Practice).
"Hasil uji ini dibutuhkan untuk mendukung proses registrasi Vaksin Covid-19 sebagai salah satu bentuk akses terhadap kebutuhan vaksin," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito, Kamis (6/8//2020).
Apabila semua hasil pengujian positif, Penny memastikan vaksin akan diproduksi sesuai standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Khusus untuk vaksin, akan dilakukan juga sertifikasi lot release oleh Badan POM untuk menjaga keamanan dan mutu vaksin yang akan dilempar ke masyarakat.
“Mengingat mendesaknya kebutuhan terhadap Vaksin Covid-19, Badan POM berkomitmen untuk melakukan pengawalan pemenuhan peraturan, standar, dan persyaratan di sepanjang siklus perjalanan vaksin,” terang Penny.
Penny juga memberikan imbauan kepada peneliti dan pihak terkait untuk patuh dan serius menjalankan uji coba ini.
Selain demi kelancaran pengujian, vaksin juga diharapkan menjadi harapan masyarakat Indonesia untuk bisa terbebas dari Covid-19.
"Karena itu, aspek kehati-hatian dan ketepatan dalam pelaksanaan prosedur uji klinik ini harus menjadi perhatian bersama. Agar vaksin yang dihasilkan dapat benar-benar memberikan khasiat dengan keamanan dan kualitas yang terjamin, serta tersedia dalam jangka waktu sesuai yang diharapkan," tutup Penny
Baca Juga: Vaksin Impor Ditentang, Pakar Kesehatan: Virus Tak Punya Paspor
Selain BPOM dan FK Unpad, simulasi ini juga dihadiri Tim Peneliti Uji Klinik Vaksin Covid-19, Komite Etik Penelitian Kesehatan Universitas Padjadjaran, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, serta Direktur Utama PT. Biofarma.
Masyarakat juga bisa ikut terlibat, dengan bergabung menjadi relawan uji klinik yang bakal dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat dengan jumlah relawan 1.920 yang dibutuhkan.
Selain vaksin Sinovac asal China, WHO juga mencatat hingga 31 Juli 2020 terdapat 26 kandidat vaksin yang sedang di tahap uji klinik, sementara 139 lainnya sedang dalam tahap uji pra klinik.
Uji tersebut dilakukan dengan berbagai platform dan dilakukan di berbagai negara. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh dunia sedang bergerak dan berupaya bersama untuk mengatasi pandemi Covid-19, termasuk di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?