Suara.com - Salah satu gejala ringan dari infeksi virus corona adalah kehilangan indra penciuman dan perasa. Hal ini membuat penderita Covid-19 tidak bisa membaui apa pun dan merasakan apa yang dikonsumsinya.
Menurut penelitian yang terbit dalam JAMA Otolaryngoloy - Head & Neck Surgery pada Juli lalu menunjukkan kondisi ini memengaruhi 11 persen pasien virus corona.
Dokter mengatakan gejala ini akan kembali dalam beberapa hari, atau dua hingga enam minggu. Tapi, ada juga penderita yang tetap mengalami kondisi anosmia dalam waktu lama.
"Ada kemungkinan yang sangat kecil bahwa ini dapat bertahan lebih lama atau mungkin menjadi masalah kronis. Jika hal ini terjadi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter Anda," kata Dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York City, dikutip Fox News.
Glatter menjelaskan bahwa belum diketahui kapan kondisi anosmia ini akan bertahan pada orang yang mengalaminya lebih lama.
"Kami tidak tahu pasti untuk pemulihan rasa dan bau di antara pasien yang mengalaminya lebih lama. Kami harus memantau mereka untuk jangka waktu yang lebih lama untuk lebih memahami peran peradangan kronis dalam gejala dan pemulihan mereka," sambungnya.
Dokter mungkin akan melakukan sejumlah tes pada orang dengan anosmia yang bertahan lama. Termasuk meminta pasien membandingkan bau yang berbeda dan mengamati hidung dan rongganya melalui MRI.
Sebuah studi terpisah yang terbit dalam jurnal medis The Laryngoscope pada Juli menemukan hilangnya bau akibat infeksi Covid-19 dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kecemasan dan suasana hati yang tertekan.
Peneliti memperkiarakan hal ini terjadi akibat interaksi virus corona dengan sistem saraf pusat.
Baca Juga: Nekad! Belum Teruji, Putin Klaim Beri Vaksin Covid-19 ke Anaknya
Dilansir dari Healthline, anosmia sering disebabkan oleh pembengkakan atau penyumbatan pada hidung, yang mencegah bau tidak masuk ke bagian atas hidung.
Kondisi ini biasanya juga disebabkan oleh masalah dengan sistem yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak.
Karena, orang dengan anosmia mungkin kehilangan selera makan. Kondisi ini mungkin saja menyebabkan seseorang kekurangan gizi dan penurunan berat badan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan