Suara.com - Sebagian besar dari kita tentu ingin memiliki keluarga pada suatu hari nanti. Di sisi lain, lingkungan tempat kita tinggal bisa menjadi faktor yang membantu kesejahteraan rumah tangga.
Menurut sebuah penelitian yang dikumpulkan oleh parenting blogger Asher & Lyric, Amerika Serikat bukanlah tempat terbaik untuk membangun rumah tangga, baik selama pandemi Covid-19 atau tidak.
Faktanya, dilansir Business Insider, Indonesia termasuk salah satu negara terburuk dalam membangun keluarga, terutama karena tingginya biaya perawatan anak dan jumlah penembakan di sekolah menengah atas per kapita.
Faktor-faktor yang memengaruhi penilaian ini adalah:
- Keamanan (tingkat pembunuhan, jumlah penembakan di sekolah per kapita)
- Biaya (persentase dari pendapatan bersih yang digunakan untuk biaya perawatan anak, dari biaya perawatan kesehatan)
- Kebahagiaan (survei World Happiness Report, skor ketidaksetaraan dalam indeks GINI yang diperingkat oleh Bank Dunia)
- Kesehatan (angka kematian ibu, persentase populasi yang terpapar polusi udara di atas batas WHO)
- Pendidikan (tingkat pendaftaran sekolah, kinerja membaca dan matematika anak usia 15 tahun)
- Waktu (jam rata-rata orang dewasa bekerja per tahun sebagaimana dikumpulkan oleh OECD, cuti melahirkan dan cuti ayah yang dibayar)
Iniah yang mereka temukan, peringkat negara yang paling buruk untuk membangun rumah tangga:
1. Meksiko
- Tingkat pembunuhan per 100.000 orang: 3,41
- Persentase pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk biaya pengasuhan anak: n/a (tidak tersedia)
- Skor ketimpangan menurut indeks GINI (dengan 63 sebagai yang tertinggi): 48,2
- Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup: 38
- Kinerja membaca rata-rata untuk anak usia 15 tahun yang diperingkat oleh OECD (dengan 538 adalah yang tertinggi): 420
2. Amerika Serikat
- Tingkat pembunuhan per 100.000 orang: 6.12
- Persentase pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk biaya pengasuhan anak: 23%
- Skor ketimpangan menurut indeks GINI (dengan 63 sebagai yang tertinggi): 45
- Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup: 14
- Kinerja membaca rata-rata untuk anak usia 15 tahun yang diberi peringkat oleh OECD (dengan 538 sebagai yang tertinggi): 505
3. Chili
- Tingkat pembunuhan per 100.000 orang: 4,46
- Persentase pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk biaya pengasuhan anak: n/a (tidak tersedia)
- Skor ketimpangan menurut indeks GINI (dengan 63 sebagai yang tertinggi): 50,5
- Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup: 22
- Kinerja membaca rata-rata untuk anak usia 15 tahun yang diperingkat oleh OECD (dengan 538 adalah yang tertinggi): 452
4. Turki
Baca Juga: Negara Barat Ragukan Klaim Vaksin Covid-19 Rusia
- Tingkat pembunuhan per 100.000 orang: 2,12
- Persentase pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk biaya pengasuhan anak: 3%
- Skor ketimpangan menurut indeks GINI (dengan 63 sebagai yang tertinggi): 40,2
- Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup: 16
- Kinerja membaca rata-rata untuk anak usia 15 tahun yang diperingkat oleh OECD (dengan 538 adalah yang tertinggi): 466
5. Bulgaria
- Tingkat pembunuhan per 100.000 orang: 2,53
- Persentase pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk biaya pengasuhan anak: 8%
- Skor ketimpangan menurut indeks GINI (dengan 63 sebagai yang tertinggi): 40,2
- Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup: 11
- Kinerja membaca rata-rata untuk anak usia 15 tahun yang diperingkat oleh OECD (dengan 538 adalah yang tertinggi): n/a (tidak tersedia)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya