Suara.com - Vaksin virus corona baru yang didukung Universitas Oxford-AstraZeneca telah menjadi salah satu kandidat vaksin terkemuka dalam perlombaan global. Vaksin tersebut, saat ini dalam uji coba fase III.
Penangkal virus corona itu dianggap sebagai yang pertama diluncurkan untuk umum pada tahun 2020. Kemungkinan besar, vaksin itu akan tersedia untuk publik pada tahun 2021. Demikian seperti dilansir dari Times of India.
Saat ini, uji klinis fase III sedang dilakukan di fasilitas penelitian di Inggris, AS, Brasil, dan Afrika Selatan. Uji coba juga diharapkan dimulai minggu depan di India dalam kemitraan dengan Serum Institute of India.
Berita tersebut menyusul setelah Rusia berhasil mendaftarkan vaksin Covid-19 pertama di dunia, 'Sputnik V'. Mereka mengklaim vaksin itu memiliki hasil layak setelah selesainya fase I.
Otoritas Rusia berencana untuk meningkatkan produksi dan menyiapkan jutaan dosis sebelum akhir tahun.
Vaksin yang didukung Universitas Oxford, yang disebut AZD-12222 adalah salah satu yang pertama menuju tahap uji coba manusia serta memulai uji coba tahap akhir. Ini juga salah satu vaksin, yang telah ditemukan sebagai "paling aman" oleh WHO dalam fase pra-pengembangan.
Dibuat menggunakan strain virus yang tidak mereplikasi, perkembangan terbaru ini dikonfirmasi oleh para peneliti dari lembaga penelitian vaksin Oxford. Kabar itu sekaligus memadamkan rumor tentang munculnya awal terkait peluncuran pada tahun 2020.
Dengan para peneliti yang berharap dapat melihat akhir uji klinis pada November awal Desember, peneliti Oxford juga telah menandatangani perjanjian dengan Meksiko dan otoritas Argentina untuk meningkatkan produksi pada kuartal pertama 2021.
Pengumuman terbaru Oxford mungkin akan mempersulit dunia untuk mendapatkan vaksin sedini mungkin. Tetapi hal itu membuatnya sedikit lebih aman daripada yang lain. Peluncuran awal vaksin Rusia, misalnya, telah dirusak oleh kontroversi dan masalah keamanan.
Baca Juga: Akibat Teori Konspirasi Covid-19, 800 Orang Meninggal Dunia
University of Oxford juga telah menandatangani pakta dengan pembuat vaksin global dan federasi vaksin. WHO juga meminta pembuat vaksin top dalam perlombaan untuk menjadi bagian dari aliansi vaksin globalnya, COVAX, untuk memastikan distribusi dosis yang merata kepada publik.
Institut Serum India (SII) yang berbasis di Pune, juga akan memproduksi jutaan dosis untuk perusahaan tersebut. Serum Institute juga akan menerima hampir $ 150 juta pendanaan 'berisiko' dari Bill dan Melinda Gates Foundation untuk mengembangkan dosis yang murah dan tersedia untuk populasi pada umumnya.
Pendanaan akan disalurkan melalui GAVI, aliansi vaksin internasional dan akan membantu produsen vaksin mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemasaran, produksi dan penetapan harga di tingkat global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter