Suara.com - Selama ini para dokter di seluruh dunia menggunakan obat yang sudah ada sebagai pengobatan eksperimental Covid-19, mengingat belum ada obat khusus untuk infeksi virus corona.
Kali ini, sebuah studi observasi lain yang dirilis baru-baru ini mendukung gagasan bahwa obat heartburn famotidine dapat membantu meningkatkan hasil klinis pada pasien Covid-19.
Heartburn merupakan sensasi seperti terbakar di belakang tulang dada. Umumnya orang menyebut kondisi ini dengan nyeri ulu hati.
Selain digunakan sebagai obat heartburn, famotidine juga berguna untuk mengobati sakit maag. Umumnya obat ini dijual sebagai Pepcid AS.
Menurut penelitian terbaru oleh Rumah Sakit Hartford dan terbit di American Journal of Gastroenterology, obat ini dikaitkan dengan peningkatan hasil klinis pada pasien Covid-19.
"Temuan utama dari studi kami terhadap pasien Covid-19 di rumah sakit adalah penggunaan famotidine dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih baik, termasuk membuat risiko kematian menjadi lebih rendah," tulis peneliti, Jeffrey F. Mather, dari divisi administrasi penelitian di Rumah Sakit Hartford.
Ira Schmelkin, kepala divisi gastroenterologi di Baystate Health di Springfield, Mass, mengatakan ada beberapa studi observasi kecil dan ulasan retrospektif yang meningkatkan potensi manfaat Pepcid pada awal penyakit Covid-19.
"Awalnya, dokter di China memperhatikan kasus kematian lebih rendah pada pasien lansia dengan status sosial ekonomi rendah," jelas Schmelkin, dilansir dari Fox News.
Ia mengatakan, para dokter menduga pasien ini menggunakan famotidine, obat yang harganya relatif lebih murah.
Baca Juga: Duh! Bisakah Makanan Beku Impor Menyebarkan Virus Corona?
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah studi prospektif terkontrol plasebo secara acak untuk melihat apakah famotidine memiliki manfaat klinis.
Para peneliti Hartford menekankan, temuan mereka harus ditafsirkan dengan hati-hati karena ini adalah studi pusat tunggal, observasi retrospektif.
Schmelkin menyarankan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan dan dosis famotidine dalam pengobatan virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!