Suara.com - Pandemi virus Corona Covid-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia. Bagi orangutan yang semakin langka, risiko mereka tertular penyakit dari manusia tetap ada.
Direktur Program International Animal Rescue (IAR) Indonesia Dr Karmele Llano Sanchez mengatakan, meski belum ada penelitiannya tapi risiko penularan manusia ke orangutan tetap ada.
"Sejauh ini kita masih belum bisa membuktikan secara sains apakah COVID-19 bisa ditransmisikan kepada orangutan, tapi karena memiliki kesamaan dengan manusia ada kemungkinan penyakit itu bisa menular," kata Dr. Karmele di diskusi virtual dalam rangka Hari Orangutan Sedunia yang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @america, dipantau di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
COVID-19 sendiri adalah zoonosis, penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Risiko penularan dari manusia ke orangutan itu memberikan ancaman terhadap hewan yang sudah masuk dalam kategori terancam kritis dalam daftar merah IUCN.
Ancaman penyakit itu, kata Karmele, tidak hanya akan terjadi kepada orangutan di tempat rehabilitasi tapi juga di penangkaran dan yang berada di alam bebas.
Terdapat juga dampak tidak langsung terhadap konservasi orangutan yaitu terkait finansial di mana krisis ekonomi global dapat membuat dukungan dana untuk melakukan penyelamatan satwa itu semakin berkurang.
Selain itu, COVID-19 juga memberikan tekanan antropogenik, atau bahaya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terhadap sumber daya alam yang penting dalam konservasi orangutan.
Berkurangnya populasi orangutan di alam liar selama ini terjadi akibat aktivitas manusia. Mereka kehilangan habitat akibat berkurangnya hutan atau deforestasi yang disebabkan oleh perambahan atau kebakaran hutan dan lahan. Selain itu terdapat juga perburuan liar dan penjualan ilegal satwa liar.
"Orang yang kehilangan mata pencahariannya bisa jadi satu-satunya pilihan mereka adalah pergi ke hutan untuk menebang pohon atau berburu hewan," kata Kemele.
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Ortu Diminta Cari Tahu Gaya Belajar Anak
Karena itu dia mendorong adanya solusi terintegrasi untuk mendukung konservasi orangutan sambil menjaga juga penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar habitat orangutan. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Menguji Klaim Harmoni Sawit dan Orangutan: Mungkinkah Hidup Berdampingan?
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Ulasan City of Ash and Red, Novel Thriller Psikologis yang Menyesakkan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia