Suara.com - Melahirkan bayi dengan bobot 4 kilogram secara normal merupakan anugerah bagi para ibu. Namun, adakah efek sampingnya bagi vagina?
Pakar mengatakan faktor berat badan bayi yang belebih bisa jadi pertimbangan memilih proses melahirkan secara caesar.
Secara genetik, pinggul orang Indonesia umumnya lebih kecil dibandingkan ras kulit putih. Sehingga bayi dengan berat lahir di atas 4 kilogram disarankan dilahirkan secara caesar.
"Secara umum bule memang lebih besar panggulnya. Mereka berat bayi 4,5 kilo masih bisa lewat vagina. Tapi orang Indonesia jangan sampai 4 kilo. Kalau 4 kilo masih diperbolehkan tapi dilihat dulu panggul ibunya luas tidak," kata dikter spesialis kandungan dr. Fernandi Moegni, SpOG (K) dalam siatan langsung Instagram, Minggu (23/8/2020).
Ia menjelaskan, jika berat bayi lebih dari 4 kilo dan dipaksakan tetap melahirkan secara normal bisa mengakibatkan kekenduran pada otot vagina.
Walaupun secara natural, vagina memang menjadi elatis saat memasuki usia 9 bulan dan bisa meregang kemudian kembali normal setelah tiga bulan pasca melahirkan.
Tapi, menurut Fernandi, ada kondisi tertentu otot vagina menjadi over strech atau peregangan yang berlebihan hingga menyebabkan kekenduran bahkan paling fatal putusnya otot vagina.
"Kita mesti memprediksi saat hamil, bagusnya melakukan USG ke dokter diukur berat bayi berapa. Nanti dokter bisa memberikan asupan yang terbaik," ucapnya.
Selain berat badan, lingkar kepala bayi juga jadi indikator proses melahirkan.
Baca Juga: Berhubungan Seks Bisa Pemudah Proses Persalinan, Benarkah?
Fernandi mengatakan bahwa rata-rata lingkar pinggul perempuan Indonesia maksimal 35 sentimeter.
Sehingga lingkar kepala bayi sebaiknya tidak melebihi lebar panggul si ibu.
"Ini bukan harga mati, kira-kira mendekati angka 3,350 kilo kita sudah harus mulai sedikit aware bisa lahir dengan lancar atau sulit. Tapi banyak faktor," ucapnya.
Ia menambahkan, kelahiran anak pertama menjadi sangat penting diperhatikan.
Karena bisa mempengaruhi kondisi ibu dan kelahiran selanjutnya.
"Anak petama yang harus dipertimbangkan dengan baik. Tanpa merusak otot vagina," ujarnya.
Berita Terkait
-
Egy Maulana Vikri dan Adiba Khanza Umumkan Kelahiran Anak Pertama
-
Mahalini Cepat Ramping usai Melahirkan Tanpa Tummy Tuck, Kok Bisa?
-
5 Seleb Bollywood Melahirkan Anak Pertama di 2025, Kiara Advani Sampai Katrina Kaif
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Habib Usman Umumkan Kartika Putri Telah Melahirkan, Anaknya Diberi Nama Bak Petinju
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah