Suara.com - Banyak orang yang enggan dan ragu untuk melakukan hubungan seksual saat menstruasi karena berbagai alasan. Padahal dalam dunia kesehatan, berhubungan seks saat menstruasi aman-aman saja.
"Orang-orang khawatir tentang itu, tetapi semuanya baik-baik saja," kata Lauren Streicher, MD, seorang profesor kebidanan klinis dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern pada Health.
"Dari segi medis, tidak ada salahnya berhubungan badan saat sedang haid," imbuhnya.
Meskipun begitu, ada kondisi tertentu yang membuat hubungan seksual menjadi tidak sehat.
"Bagi mereka yang positif hepatitis, HIV, atau infeksi menular seks (IMS), kemungkinan penularan penyakit yang ditularkan meningkat karena adanya darah," kata Jessica Shepherd, MD, seorang dokter kandungan di Texas pada Health.
"Darah menstruasi berbeda dari darah biasa yang ada di vena dan arteri, namun masih ada kemungkinan peningkatan penularan," imbuhnya.
Hal ini disebabkan karena serviks lebih terbuka selama menstruasi, sehingga risiko tertular dan menularkan penyakit lebih tinggi.
Melansir dari Health, ada beberapa kelebihan dalam melakukan hubungan seksual saat menstruasi, antara lain:
Terhindar dari Nyeri Menstruasi
Baca Juga: Kenali 4 Macam Tipe PMS, Anda Termasuk yang Mana?
Manfaat pertama dari melakukan hubungan seks saat menstruasi adalah mengurangi rasa kram atau nyeri menstruasi.
"Kram menstruasi terjadi karena rahim berkontraksi untuk melepaskan lapisannya selama siklus" jelas Christine Greves, MD, dokter kandungan bersertifikat di Rumah Sakit Wanita dan Bayi Winnie Palmer di Orlando, Florida.
"Saat Anda mengalami orgasme, otot di rahim Anda juga berkontraksi dan tubuh akan terasa lebih baik. Pada saat yang sama, mengalami orgasme memicu pelepasan endorfin, yang dianggap membantu rasa sakit," tambahnya.
Libido Lebih Tinggi
Saat menstruasi di hari pertama, hormon estrogen dan testosteron rendah, tetapi pada hari ketiga.
"Beberapa orang melaporkan bahwa mereka merasa lebih terangsang dan lebih sensitif di waktu waktu tersebut," kata Tara Ford, asisten dokter di Medical Center for Female Sexuality in Purchase, New York.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA