Suara.com - Sebuah studi baru di jurnal Frontiers in Neurology melaporkan bahwa sekitar 20 persen orang di seluruh dunia sering mengalami sleep paralysis atau ketindihan.
"Saya tahu secara langsung betapa menakutkannya sleep paralysis setelah mengalaminya sendiri berkali-kali," kata penulis studi pertama Baland Jalal, dari University of Cambridge di Inggris seperti yang dikutip dari Medical News Today.
Dilansir dari Insider, selama REM Sleep atau kondisi tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata, tubuh Anda menghentikan sebagian besar gerakan otot. Ini disebut REM sleep atonia dan ini dimaksudkan untuk membuat Anda tetap aman saat tidur.
"Tubuh melumpuhkan dirinya sendiri selama REM Sleep, jadi kita tidak memerankan mimpi kita dan melukai diri kita sendiri atau pasangan kita di dunia nyata," kata Nate Watson, MD, co-direktur University of Washington Medicine Sleep Center.
Sementara itu, ketindihan terjadi ketika Anda memasuki antonia tanpa berada dalam REM Sleep. Artinya, pikiran Anda masih sadar namun tubuh telah menghentikan sebagian besar gerakan otot, sehingga sulit digerakkan. Ketindihan sering kali merupakan hasil dari siklus tidur-bangun yang tidak teratur.
Tapi menurut Jalal, ketindihan bisa diatasi atau dikurangi intensitasnya dengan meditasi-relaksasi. Metode ini disebut bisa mengurangi risiko hingga 50 persen.
Dalam penelitiannya, Jalal membagikan berbagai cara untuk mengurangi ketindihan dengan meditasi relaksasi, antara lain: Pertama, cobalah untuk menilai kembali bahwa ketindihan dan halusinasi yang muncul dalam tidur Anda tidak berbahaya. Saat ketindihan dan mengalami hal menyeramkan, cobalah berpikir bahwa yang Anda alami tidak nyata.
Kedua, meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada alasan untuk takut. Kemudian sugesti bahwa ketakutan dan kekhawatiran selama ketindihan malah bisa memperpanjang durasi ketindihan itu sendiri.
Katiga, mengalihkan fokus pada seseorang, pengalaman, atau topik yang membuat bahagia. Keempat, kendurkan otot tanpa mencoba melakukan gerakan.
Baca Juga: Mengenal Sexomnia, Gangguan Tidur dengan Melakukan Perilaku Seksual
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan