Suara.com - Di tengah angka kasus Covid-19 harian yang masih meningkat di Indonesia, Pemprov DKI mengeluarkan kebijakan bahwa bioskop akan segera dibuka di Jakarta.
Anies Baswedan sendiri belum mengumumkan secara pasti tanggal bioskop akan dibuka. Akan tetapi, ia mengungkapkan bahwa pembukaan ini merujuk pada studi dan kajian para pakar sebelumnya.
Mantan Mendikbud itu menganggap protokol kesehatan akan lebih mudah diterapkan di bioskop sebab tidak banyak interaksi antar penonton saat film diputar, interaksi juga hanya dengan orang terdekat yang memudahkan tracing, dan saat menonton hanya menghadap ke satu layar bioskop.
"Ini berbeda dengan di restoran, di cafe, di mana satu sama lain justru saling ngobrol. Jadi, ini mirip situasinya dengan penerbangan pesawat, pesawat itu ruangannya kecil, tapi bisa diatur duduk siapa duduk dimana, bisa diatur mengenai sirkulasi udaranya dengan menggunakan fasilitas dengan standar protokol kesehatan," ucap Anies saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/8).
Mengenai rencana pembukaan bioskop ini, ada studi menarik yang dilakukan oleh peneliti dari Technical University di Berlin.
Dilansir dari De24 News, mereka menemukan tinggal di ruang kantor tertutup meningkatkan risiko penularan Covid-19 lebih tinggi daripada mengunjungi ruang bioskop.
Konsentrasi aerosol yang relevan untuk penularan virus corona di bioskop secara signifikan lebih rendah daripada di ruang kantor.
Ini adalah hasil studi oleh Hermann Rietschel Institute dari Technical University of Berlin untuk German Film Agency for the German Film Theater Association HDF Kino.
Penelitian dilakukan di dua aula bioskop Alhambra di Berlin-Wedding, di mana 342 dan 148 kursi dapat digunakan. Dengan jarak minimal akibat tindakan corona, jumlah saat ini 85 dan 35 orang.
Baca Juga: Ketua MPR: Jangan Terburu Buka Bioskop Sebelum Covid-19 Turun Signifikan
Sedangkan kantor yang dibandingkan memiliki 16 ruang, 8 di antaranya dapat digunakan dari kejauhan.
Studi tersebut menghasilkan temuan bahwa karena umumnya tidak ada yang berbicara selama menonton di bioskop, jumlah aerosol yang dihirup di bioskop hanya 0,3 persen dibandingkan dengan yang ada di kantor. Terlepas dari durasi waktu menonton.
Sepuluh persen dari mereka yang terinfeksi membuat risiko infeksi yang lebih rendah untuk orang yang tidak terinfeksi di bioskop, daripada satu orang yang terinfeksi di kantor tertutup.
Selain itu, bioskop memiliki ventilasi yang lebih baik daripada kantor. Di bioskop ada yang biasa disebut Displacement ventilation, ini membuat udara mengalir ke atas ruangan dengan pasokan udara segar dari bawah.
Proporsi udara segar bisa ditingkatkan hingga 100 persen. Sehingga aerosol dan virus dapat dihilangkan 100 persen dalam proses ventilasi.
Pada saat yang sama, Institut Hermann Rietschel mengatakan, "Dengan semua pertimbangan, harus dicatat bahwa konsentrasi aerosol dalam aliran volume yang dihembuskan langsung seseorang secara signifikan lebih tinggi dan pertimbangan tersebut tidak dapat digunakan untuk area ini."
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!