Suara.com - Amerika Serikat belum menunjukkan penanganan pandemi Covid-19 yang memadai, menjelang pemilihan presiden pada bulan November.
Dilansir VOA Indonesia, data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa kasus infeksi virus corona di AS hampir mencapai 6 juta.
Empat negara bagian di Barat Tengah AS baru-baru ini melaporkan rekor peningkatan kasus baru dalam satu hari.
Keempat negara bagian itu, menurut data Universitas Johns Hopkins, adalah Iowa (sekitar 785), North Dakota (sekitar 375), South Dakota (sekitar 425) dan Minnesota (sekitar 1.000).
Montana dan Idaho mengatakan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga mencatat rekor.
Sementara kawasan barat tengah menjadi pusat perebakan terbaru dari virus corona, secara keseluruhan AS mengalami penurunan dalam kematian, rawat inap, tingkat positif dan kasus baru.
Lonjakan kasus baru bisa ditelusuri akibat pertemuan-pertemuan besar. Di Iowa, daerah-daerah (county) yang menjadi lokasi Universitas Iowa dan Universitas Negeri Iowa melaporkan banyak kasus baru.
Kedua universitas mengadakan beberapa kelas tatap muka langsung.
Infeksi lainnya ditelusuri akibat balap sepeda motor tahunan di Sturgis, South Dakota, dimana di South Dakota saja terdapat 88 kasus.
Baca Juga: Kematian Dokter Akibat Corona Sudah 100 Jiwa, IDI Serukan Ini ke Pemerintah
Meskipun Amerika memiliki infeksi terbanyak di dunia, tetapi menurut kantor berita Reuters, AS menempati urutan ke-10 berdasarkan kasus per kapita.
Brazil, Peru dan Chili memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi.
Amerika juga memiliki kematian terbanyak di dunia dengan hampir 183.000, tetapi menurut Reuters berada di peringkat ke-11 untuk kematian per kapita, di bawah Swedia, Brasil, Italia, Chili, Spanyol, Inggris, Belgia, dan Peru.
Penelitian Vaksin FDA Dikritisi
Sejumlah pakar mengkritisi penelitian vaksin Covid-19 yang dilakukan Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat.
Asosiasi Medis Amerika Serikat (AMA) mengatakan tingginya antusiasme terhadap vaksin Covid-19 seharusnya tidak membuat proses penelitian dilakukan secara serampangan.
Berita Terkait
-
Bocoran Dirut IBL, Sebut 16 Pemain Asing Sudah Terdaftar, Didominasi dari Amerika Serikat
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Tinggi 2,33 Meter, Olivier Rioux Catat Rekor sebagai Pebasket Tertinggi dalam Sejarah NCAA
-
Historis Harga Bitcoin Naik 96 Persen Pasca Pembatalan Shutdown Pemerintah AS
-
Rupiah Diprediksi Menguat, Analis Ungkap Efek Besar Akhir Shutdown AS ke Indonesia
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?